Â
Saat ini, Indonesia memiliki banyak sekali permasalahan perihal kesehatan fisik pada rentang usia anak sekolah dasar yakni 7-12 tahun, hal tersebut didukung oleh salah satu fakta yang menyebutkan di beberapa berita dan artikel yang menyebutkan bahwa imunitas seorang anak cenderung lebih cepat terkena berbagai permasalahan dalam ranah perkembangan fisik.Â
Hal tersebut dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang baik bagi tubuh anak. Pada usia pertumbuhan pada anak usia sekolah dasar membutuhkan banyak sekali nutrisi dari berbagai makanan bergizi, untuk memperoleh berat badan, tinggi badan, postur maupun kondisi lemak dan otot yang kuat dan tumbuh secara normal sesuai dengan perkembangan usia mereka.Â
Media pembelajaran POKI GAMES ini dibuat oleh beberapa mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, diantaranya Ainna Nathania, Vina Enjelia, Rizky Nugra Irhamna dan Meita Rohmatina Fadilah dan area percobaan observasi ini dilakukan di SDN 191 BABAKAN SURABAYA.Â
Dengan mata kuliah yang diampu dalam proses pembuatan media pembelajaran ini adalah Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar dengan dosen pengampu mata kuliah tersebut adalah Bu Triana Lestari, M.Pd, yang mana proses perkuliahan dengan beliau dilakukan dengan menggunakan metode PJBL.Â
Maka dari itu, diadakannya pembuatan aplikasi media pembelajaran digital yang diberi nama POKI GAMES ini diharapkan dapat membantu peserta didik jenjang sekolah dasar memahami dengan baik betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran fisik di usia mereka.Â
Diadakannya POKI GAMES ini penulis berharap bahwa media pembelajaran ini dapat dijadikan motivasi peserta didik untuk rajin melakukan berbagai aktivitas fisik yang menunjang proses perkembangan fisik setiap anak.Â
Penulis menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis digital ini dikarenakan banyaknya minat peserta didik terhadap pembelajaran secara digital yang dirasa dapat memuaskan hasrat seorang individu yang mana kita merupakan makhluk visual, yang mana hal tersebut didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 70% reseptor sensorik adalah mata dan hampir 50% otak terlibat dalam proses visual. Ditambah peserta didik yang saat ini duduk dibangku sekolah dasar merupakan generasi Alpha yang benar-benar hidup berdampingan dengan teknologi canggih.