Salah satu permasalahan yang belum dapat diatasi oleh pemerintah Indonesia sebagai negara berkembang adalah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah. Sebagai negara kepulauan, pemerintah Indonesia belum dapat menjamin pemerataan infrastruktur bahkan akses pendidikan dan kesehatan. Distrik Sota merupakan salah satu distrik di Kabupaten Merauke yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Provinsi paling timur di Indonesia tersebut dapat dikatakan sebagai provinsi dengan sumber daya alam melimpah. Tidak hanya dalam sektor pertambangan, sektor pariwisatanya yang menawarkan sejuta keindahan panorama juga turut memukau. Namun dengan ragam kelebihan yang dimiliki oleh provinsi Papua tersebut terdapat berbagai permasalahan yang tidak kunjung usai. Di saat beberapa daerah di Indonesia menikmati kesejahteraan, masyarakat Papua harus bekerja keras untuk mempertahankan hidup di tanah yang memiliki sumber daya melimpah-ruah yang belum sepenuhnya dapat diolah dan dikembangkan oleh penduduk asli di sana. Salah satu hal yang memfaktori permasalahan tersebut adalah sumber daya manusia yang minim sehingga kreativitas dan inovasi masyarakat pun minim. Masyarakat hanya dapat menunggu dan terus menunggu pekerjaan dari pemerintah. Infrastruktur tidak merata, tidak memadaianya akses pendidikan dan kesehatan, kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dan terlatih menjadi penyebab meningkatnya pengangguran dan terjadinya kemiskinan yang tentunya menghambat pertumbuhan ekonomi. Secara pasti, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yaitu: Sumber daya alam; Infrastruktur; Sumber daya manusia; Teknologi; Hukum dan Kebijakan. Sayangnya kelima faktor tersebut tidak banyak dirasakan secara langsung oleh warga Sota, di Merauke. Meski memiliki permasalahan kompleks sedemikian rupa terkait pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, hal ini tidak mengartikan bahwa masyarakat Sota, Merauke, tidak memiliki kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi utama di sana masih bersifat ekstraktif yakni memanfaatkan langsung sumber daya alam setempat terutama di sektor pertanian. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di sektor pertanian adalah sebagai petani tradisional. Tidak hanya itu saja, masyarakat di sana juga mengandalkan sektor perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan pariwisata. Merauke memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan nasional dan dunia, setidaknya 4,6 juta hektar lahan dengan produktivitas 8 juta ton per hektar maka akan dihasilkan 120 juta ton dalam setahun. Merauke sendiri ditopang oleh ketersediaan lahan produktif dengan sebagian besar topografi wilayahnya yang relatif datar. Meskipun demikian faktor cuaca menjadi tantangan tersendiri bagi petani di Kabupaten Merauke untuk mengembangkan hasil tanamnya. Sektor pariwisata menjadi sumber potensial peningkatan ekonomi. Sebagai rumah dari setengah bodiversitas negeri, pengembangan ekowisata membawa dampak positif di antaranya peningkatan kehidupan masyarakat serta pengembangan wirausaha-wirausaha lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H