Karya; Rizki MaulizarÂ
Â
Dua tahun sudah terlewat,
Jalani hidup dalam nuansa pekat,
Sekarang jauh yang dulunya dekat,
Kenyataan perlahan ganggu semangat.
Ayah, Bagaimana kabarmu?
Ini aku, Ayah. Anakmu.
Yang dulu sering membentakmu,
Mengabaikan nasihatmu,
Mengaduhkan pituahmu.
Sekarang aku Rindu.
Ayah, Dimana kamu sekarang?
Aku ingin bertemu sekali lagi,
Untuk membasuh dan menciup kakimu,
Lepaskan seluruh siksa dan belenggu,
Tentang perkara kecamuk dan sendu.
Ayah, kau selalu kurindui,
Kudo'akan sejak siang hingga malam hari,
Kupasrahkan semua pada Ilahi,
Asaku padamu selalu menemani.
Hingga ajal menjemput diri.
Ayah, bersabarlah.
Hanya kau yang ada,
Dalam pagi dan senjaku,
Malam dan subuhku,
Nyata dan mimpiku.
Jangan ragukan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H