Mohon tunggu...
Rizky Maulana
Rizky Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

untuk tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tragedi Kanjuruhan Cerminan Gagalnya Sepak Bola Tanah Air

30 Juni 2024   21:59 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:44 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi pelajaran bagi sepak bola tanah air. Jika mendengar kata Kanjuruhan tentu yang terbesit dibenak kita adalah peristiwa berdarah dan memilukan bagi dunia persepak bolaan tanah air. Sebagai salah satu penikmat sepak bola, saya merasa perlu mengemukakan opini tentang tragedi Kanjuruhan ini. Pertama-tama, perlu diakui bahwa tragedi ini adalah cerminan dari kelemahan sistem keamanan dan pengelolaan acara olahraga di Indonesia. Kehadiran ribuan penonton dalam stadion yang tidak mampu menampung kapasitas tersebut, kurangnya pengawasan yang memadai, dan penanganan yang tidak efektif dari aparat keamanan menimbulkan kondisi yang berpotensi berbahaya. 

Selain itu, tragedi ini juga mengungkapkan kelemahan dalam budaya suporter sepak bola di Indonesia. Kebiasaan menyalakan kembang api, melempar benda-benda ke dalam lapangan, dan terlibat dalam kerusuhan merupakan tindakan yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar mereka. Budaya suporter yang agresif dan kurangnya kesadaran akan tanggung jawab kolektif menciptakan lingkungan yang tidak aman dan berpotensi berbahaya.

            Pada tanggal 1 Oktober 2022, terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya. Akibat dari tragedi tersebut berdampak pada banyaknya korban dengan rincian sebanyak 712 orang, dengan rincian 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka ringan/sedang. Tragedi tersebut terjadi pasca laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persebaya Surabaya, akibat dari kalahnya tim tuan rumah banyak para pendukung yang merasa kecewa dan meluapkan kekecewaannya tersebut dengan cara turun langsung ke lapangan. Akibat dari banyaknya pendukung yang turun ke lapangan mengakibatkan terjadinya kerusuhan antara pendukung dengan tim keamanan stadion yang diantaranya juga ada beberapa pasukan kepolisian. Karena terjadinya kerusuhan akhirnya aparat kepolisian mengambil langkah yang sangat berbahaya, yaitu dengan menembakan gas air mata ke arah para supporter dengan maksud untuk meredakan kerusuhan.

            Akibat dari tembakan gas air mata tersebut justru membuat para supporter yang ada di dalam stadion mulai panik dan berhamburan untuk segera keluar dari dalam stadion Kanjuruhan Malang. Sedikitnya akses pintu keluar stadion membuat para supporter berdesakan dan banyak yang terinjak-injak bahkan harus meregang nyawa di stadion Kanjuruhan. Akibat dari tragedi tersebut banyak nyawa orang dewasa, anak-anak, bahkan Perempuan yang menjadi korban jiwa hingga persepak bolaan Indonesia disorot seluruh dunia.

            Selain menjadi peristiwa memilukan bagi tanah air, kejadian itu juga membuat citra indonesia buruk dimata dunia hingga federasi sepak bola dunia atau FIFA mengambil langkah tegas untuk membekukan sementara kegiatan sepak bola di Indonesia. Banyak pihak yang dirugikan akibat terjadinya peristiwa tersebut selain dari pihak keluarga korban, para pemain sepak bola indonesia juga terkena dampaknya karena akibat disanksinya persepak bolaan indonesia membuat para pemainnya harus kehilangan mata pencahariannya. Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) juga terkena imbasnya akibat dari langkah yang diambil oleh pihak kepolisian itu membuat citra POLRI menjadi buruk. Tidak ada yang menyangka sama sekali, sepak bola yang awalnya diciptakan untuk menjadi bahan hiburan serta ajang kompetisi olahraga dapat menjadi ajang tumpah darah bagi para supporter. Dari terjadinya peristiwa ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi dunia persepak bolaan Indonesia baik bagi para supporter, pihak keamanan stadion, dan federasi sepak bola Indonesia agar kedepannya bisa dengan bijak mengambil Keputusan dalam dunia olahraga tanah air.

            Sebagai penikmat sepak bola tentunya hal ini menjadi trauma yang mendalam terlebih lagi kejadian tersebut terjadi di tanah air tercinta Indonesia. Hal yang awalnya menjadi hiburan untuk penonton justru menjadi sebuah tragedi yang memakan banyak korban jiwa. Menurut saya ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh PSSI selaku lembaga yang mengkoordinir serta penyelenggara sepak bola di Indonesia. Yang pertama harus diperhatikan PSSI adalah kelayakan stadion yang akan digunakan untuk pertandingan sepak bola, apakah stadion itu layak atau tidak? Baik dari segi infrastuktur maupun segi keamanan. Bagaimana bisa sebuah stadion yang sewajarnya dihadiri banyak insan penggemar sepak bola justru hanya memiliki akses keluar masuk yang minim sehingga menyebabkan terhimpitnya penonton saat terjadi peristiwa tersebut bahkan sampai membuat banyak nyawa melayang.

            Tidak semua tanggung jawab bisa diletakkan pada suporter dan pengelola acara. Pemerintah, klub sepak bola, dan aparat keamanan juga harus bertanggung jawab atas tragedi ini. Mereka memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan terkendali di dalam stadion. Pelatihan yang memadai bagi aparat keamanan, penegakan aturan yang ketat, dan kerjasama yang erat antara klub dan pihak berwenang adalah langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan. Tragedi Kanjuruhan juga harus menjadi panggilan bagi masyarakat untuk merenung tentang nilai-nilai sportivitas dan rasa saling menghargai dalam olahraga. Pertandingan sepak bola seharusnya menjadi ajang yang menyenangkan dan menghibur, bukan panggung untuk kekerasan dan kekacauan. Edukasi yang lebih intensif tentang etika berkompetisi dan kesadaran akan pentingnya menjaga keselamatan diri dan orang lain harus menjadi bagian dari budaya sepak bola di Indonesia.

            Dari pandangan supporter sepak bola, tragedi Kanjuruhan bukanlah hanya sekadar kecelakaan yang tidak terhindarkan. Mereka berpendapat bahwa tragedi ini sebenarnya merupakan hasil dari serangkaian kegagalan sistem yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, klub sepak bola, dan aparat keamanan. Mereka merasa bahwa tanggung jawab ini haruslah dipikul bersama. Banyak supporter yang merasa bahwa pemerintah dan klub sepak bola kurang memperhatikan kebutuhan dan keselamatan mereka. Mereka menyoroti kurangnya fasilitas dan infrastruktur yang memadai di stadion, seperti pintu keluar darurat yang tidak memadai dan kurangnya ruang gerak yang cukup bagi penonton. Selain itu, kurangnya pelatihan dan pengawasan yang memadai bagi aparat keamanan juga menjadi sorotan supporter. Mereka berpendapat bahwa pemerintah dan klub sepak bola harus lebih berinvestasi dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan penonton.

            Supporter juga menyoroti budaya suporter yang agresif dan kurangnya pengawasan terhadap tindakan yang merugikan. Mereka berpendapat bahwa ada sekelompok kecil suporter yang terlibat dalam tindakan kekerasan dan kerusuhan, dan hal ini mencoreng citra seluruh komunitas supporter. Namun, mereka juga berpendapat bahwa hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk menyalahkan seluruh komunitas supporter. Mereka percaya bahwa sebagian besar supporter adalah orang-orang yang cinta sepak bola, dan mereka tidak mendukung atau terlibat dalam tindakan kekerasan. Untuk menghindari tragedi serupa di masa depan, supporter sepak bola berpendapat bahwa semua pihak terkait harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan terkendali di dalam stadion. Pelatihan yang memadai bagi aparat keamanan, penegakan aturan yang ketat, dan kerjasama yang erat antara klub, pemerintah, dan supporter adalah langkah-langkah yang harus diambil. Selain itu, supporter juga mengajak seluruh komunitas sepak bola untuk saling mendukung dan menghormati satu sama lain, serta mempromosikan nilai-nilai sportivitas dan keselamatan dalam pertandingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun