Mohon tunggu...
Rizky Maulana
Rizky Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

untuk tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tingkatkan Kewaspada Akan Kejahatan Siber

30 Juni 2024   20:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tingkat kejahatan siber di Indonesia cukup signifikan. Menurut Ketua Komite I DPD RI, Akhmad Muqowam, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dalam hal kejahatan siber, setelah Ukraina. Sosial media adalah sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi secara online, memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Sosial media memiliki peran penting dalam kehidupan manusia saat ini. Media ini memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan kepada teman, berbagi informasi, mencari informasi yang sedang hangat di masyarakat, dan masih banyak lagi. Selain itu, sosial media juga memiliki manfaat lain seperti sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dan sebagainya.

            Dalam perkembangannya, media sosial telah membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi. Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat dalam era digital ini. Dengan majunya teknologi maka kejahatan siber kerap terjadi dalam berbagai bidang, termasuk sektor perbankan. Menurut data dari e-MP Robinopsnal Bareskrim Polri, kepolisian menindak 8.831 kasus kejahatan siber. Kejahatan siber di Indonesia meliputi berbagai jenis, seperti peretasan sistem, pencurian data, penipuan online, dan lain-lain. Pelaku kejahatan siber tidak pandang bulu, sehingga siapa saja dapat menjadi korban. Kejahatan siber juga dapat merugikan individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.

            Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kejahatan siber. Polri, misalnya, mengusulkan pembentukan direktorat yang khusus menangani tindak pidana siber di tingkat Polda untuk meningkatkan kualitas penyidik. Selain itu, kerja sama dengan berbagai instansi, baik dalam maupun luar negeri, juga dilakukan untuk memudahkan koordinasi dalam pengungkapan kejahatan siber yang bersifat transnasional dan terorganisasi. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan keamanan siber di Indonesia. Individu dan organisasi perlu mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, menghindari mengklik tautan yang mencurigakan, dan memperbarui perangkat lunak secara teratur. Selain itu, penting juga untuk melaporkan kejahatan siber yang terjadi kepada pihak berwenang agar dapat ditindaklanjuti.

            Di zaman serba digital seperti sekarang ini kita sudah tidak asing dengan kejahatan siber seperti phising atau dengan artian Mencuri informasi pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data bank dengan menyamar sebagai entitas tepercaya melalui email, pesan, atau situs web palsu. Tindak kejahatan seperti ini dapat kita cegah dengan cara tidak dengan sembarangan mengakses link berbahaya dan mengirimkan katasandi ataupun data penting kita kepada pihak yang terpercaya. Selain phising kejahatan di dunia digital ada juga cyber bullying, cyber bullying sangat banyak ditemui terutama dikalangan anak muda ataupun pelajar.

            Cyber bullying adalah perilaku intimidasi yang dilakukan dengan menggunakan teknologi digital. Ini dapat terjadi di media sosial, platform perpesanan, platform game, dan ponsel. Cyber bullying merupakan tindakan berulang, yang ditujukan untuk menakut-nakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Bentuknya bisa berupa pengiriman pesan atau konten yang merugikan, palsu, atau negatif tentang seseorang, atau bahkan mengekspos informasi pribadi untuk menyebabkan rasa malu. Cyber bullying dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan emosional korban, dan dapat menyebar dengan cepat melalui internet.

            Dampak dari cyber bullying sangat serius, terutama dalam hal kesehatan mental dan emosional korban. Menurut penelitian, korban cyber bullying dapat merasa malu, bodoh, marah, dan bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Dampaknya juga dapat berujung pada percobaan bunuh diri, depresi, dan penurunan minat terhadap aktivitas sehari-hari. Selain itu, korban juga dapat mengalami ketakutan untuk bertemu dengan teman, pergi ke sekolah, dan bahkan untuk membicarakan masalahnya dengan orang tua. Dengan demikian, cyber bullying dapat memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan mental dan emosional korban, bahkan hingga pada tingkat yang mengancam nyawa. Dalam mengatasi cyber bullying pada anak, sebagai orang tua kita dapat mengatasi tindak kejahatan siber ini dengan cara mengontrol kegiatan anak dalam bersosial media. Kontrol sosial media pada anak sangat penting karena untuk mencegah anak menjadi korban dari kejahatan siber ataupun mencegah anak menjadi pelaku kejahatan siber. Selain itu, jika terdapat anggota keluarga ataupun lingkungan sekitar yang menjadi korban dari kejahatan siber kita dapat mengambil langkah seperti menyimpan bukti kejahatan siber dan melaporkan pada pihak yang berwenang untuk mencegah kejahatan siber.

            Sebagai salah satu negara dengan pengguna sosial media terbanyak di dunia, Indonesia sering kali mendapat stigma netizen tertidak sopan. Hal itu berdasarkan pada komentar warga Indonesia yang kerap menyerang seseorang menggunakan kata-kata yang tidak pantas. Oleh karena itu kita sebagai pengguna sosial media harus lebih bijak dalam menggunakan sosial media karena sosial media diciptakan untuk menjadi media penghibur bagi para penggunanya dan sebagai media untuk mendapatkan informasi megenai dunia luar. Sebagai pengguna sosial media kita juga harus tetap cermat dalam memilih informasi yang ada, karena untuk menghindari kita dari terpaan berita palsu atau hoax.

            Berita hoax adalah berita palsu atau berita yang mengandung informasi yang tidak benar atau telah diubah sehingga menjadi tidak benar. Berita hoax sering kali disebarkan dengan tujuan untuk menyesatkan atau mempengaruhi opini publik. Dalam era digital saat ini, penyebaran berita hoax menjadi semakin mudah dan cepat melalui media sosial, pesan instan, dan platform online lainnya. Berita hoax dapat memiliki dampak yang merugikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Dampaknya dapat mencakup penyebaran informasi yang salah, kebingungan, ketidakpercayaan terhadap sumber berita, dan bahkan dapat mempengaruhi keputusan politik atau sosial. Sebagai pengguna media sosial kita dapat mencegah diri kita agar terhindar dari berita palsu, langkah yang harus kita ambil adalah dengan cara memperiksa fakta yang ada dalam berita tersebut dan menggunakan media berita terpercaya sebagai sumber informasi kita dan tidak dengan sembarangan membagikan berita yang kita tidak tahu kebenarannya.

            Dalam era digital saat ini, penggunaan media sosial memerlukan kebijakan dan kesadaran akan dampaknya. Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, memungkinkan kita untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan terhubung dengan orang lain. Namun, penggunaan media sosial yang bijak sangatlah penting untuk menjaga kualitas interaksi dan konten yang kita bagikan. Ketika menggunakan media sosial, kita perlu memahami bahwa apa pun yang kita bagikan mencerminkan kepribadian kita. Oleh karena itu, penting untuk tidak menyebarkan kebencian, menyinggung orang lain, atau bahkan melanggar hukum melalui konten yang kita unggah. Selain itu, verifikasi informasi sebelum membagikannya juga merupakan langkah penting untuk mencegah penyebaran berita palsu atau hoaks.

            Kita juga perlu menjaga etika dalam berinteraksi di media sosial. Hindari menyebarkan kebencian, membully, atau mencemarkan nama baik orang lain. Lindungi privasi Anda dengan mengatur pengaturan privasi yang tepat dan hindari pengunggahan informasi pribadi yang sensitif secara terbuka. Penting juga untuk mengelola waktu dengan bijak saat menggunakan media sosial. Tetapkan batasan waktu dan jangan biarkan media sosial mengganggu produktivitas atau hubungan pribadi Anda. Terakhir, berikan kontribusi positif dengan menggunakan media sosial sebagai alat untuk memberikan kontribusi positif, seperti dengan membagikan konten yang menginspirasi, edukatif, atau menghibur. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menjalani kehidupan sosial media dengan bijak dan bertanggung jawab. Ingatlah bahwa apa yang kita bagikan dan bagaimana kita berinteraksi di media sosial dapat memiliki dampak yang signifikan. Bersosial media dengan bijak merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan online yang positif dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun