Penulis : Putri Ayu (2100233), Rizky Maulana (2100467)
Dosen Pengampu : Hisny Fajrussalam, M.Pd.
Iman menurut Hilali dalam Ningtias (2009) secara bahasa iman berarti percaya, yaitu meyakini, mempercayai adanya sesuatu yang gaib. Orang yang beriman disebut mukmin. Menurut sebagian dari para ulama iman diartikan sebagai membenarkan secara pasti, meyakini dengan jujur dan murni asma', sifat, janji, dan ancaman yang diberikan Allah SWT, kemudian menyatakan bahwa  Allah Maha Suci, dan Allah tidak menciptakan manusia dengan senda gurau (bercanda), melainkan dengan suatu tujuan yang sangat agung.
Iman menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairi adalah membenarkan dan meyakini Allah sebagai Tuhan yang memiliki dan yang patut disembah. Iman juga menuntut seseorang untuk menggapai hidayah-Nya, mendekatkan diri kepada Allah, dan beraktifitas seperti aktifitas yang dilakukan para keksih-Nya (hambanya yang saleh).
Keimanan dalam hati di sini bukan hanya sekedar mengetahui dan membenarkan yang wajib diimani atau diyakini, melainkan  juga harus disertai dengan amalan-amalan hati seperti kecintaan, kepsrahan, ketundukan dan mengiklaskan seluruh ucapan serta perbuatan yang kita lakukan hanya untuk di peroleh ridho Allah SWT. Persaksian iman seseorang dapat disimpulkan dalam dua kalimat syahadat (persaksian). Bunyi kalimat syahadat :
"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah"
Menurut Wahyuddin, Dkk (2009) berikut ini adalah contoh manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia, tidak hanya sekedar kepercayaan yang melekat dalam hati manusia, tetapi dapat menjadi kekuatan yang dapat mendorong dan membentuk karakter sikap dan prilaku hidup islami.
1. Keimanan menghapuskan kepercayaan kepada kekuasaan benda (syirik).
2. Keimanan memberikan ketenangan jiwa.
3. Keimanan melahirkan sikap ikhlas.
4. Keimanan memberikan kehidupan yang baik