Mohon tunggu...
Rizky Kertanegara
Rizky Kertanegara Mohon Tunggu... profesional -

Dosen Ilmu Komunikasi, Pemerhati Aviasi, Pemerhati Teknologi, Pemerhati PSSI :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Propaganda New Media ala NH

22 Maret 2011   03:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1300764374473984123

Sepertinya strategi gencar NH untuk tetap melanggengkan kekuasaan di PSSI tidak hanya melalui strategi jalanan saja (demo tandingan) tapi juga melalui newmedia atau media baru. Harus diakui ini memang strategi yang pintar. Anda mungkin bisa melihat sekilas di komentar berita di portal detik.com, kompas.com, dll. Yang terbaru lewat FPSP, mereka coba mengklaim sejumlah keberhasilan yang pernah didapat PSSI semasa dipimpin oleh NH, selain lewat blog, disitu juga ada akses langsung ke grup FB dan Twitter (Stop Intervensi PSSI). Tapi rakyat tak bisa dibohongi begitu saja, antara pintar dan nekat, resiko menggunakan media baru adalah sifatnya yang dua arah, tak seperti media konvensional. Jadi, setiap pesan yang datang akan di-counter balik jika tidak sesuai dengan fakta dan nurani. Lewat kompasiana ini pula saya ingin memberikan beberapa fakta yang tak disebutkan dalam rilis FPSP tersebut Adapun rilis yang diklaim sebagai Success Story PSSI-NH adalah:http://www.majupssi.com/success.html

  1. Keberhasilan PSSI tak hanya bisa dilihat dari  aspek  kuantitatif  tapi juga kualitatif. Di level yunior,  kita sudah dua kali lolos ke putaran final Piala Asia U- 16 tahun 2009 dan 2010, pertama kali dalam sejarah sepankbola Indonesia.  Di level senior, Piala Asia 2004 di Cina meraih peringkat ke-3 grup putaran final Piala Asia 2004 untuk pertama kali,   Piala AFF 2006 sebagai finalis (Gerakan PeduliPSSI). FAKTANYA: kita memang punya bakat yang luar biasa dari Aceh sampai Papua, ke belakang, dari zaman Azwar Anas sampai pendahulu2nya lagi, kita sudah sering mendapat juara Piala Pelajar, tapi begitu masuk ke kompetisi senior dan katanya profesional mereka berubah, mereka memasuki dunia sebenarnya, unfair play terjadi dimana-mana, akibatnya emosi memuncak dan banyak terjadi ketegangan bahkan perkelahian. Jadi prestasi di tinggat junior bukanlah sesuatu yang fenomenal
  2. Fakta yang harus diakui, Piala AFF  2010 tampil sebagai finalis. Fenomena ini seperti piala dunia mini. Bahkan lebih dari itu karena total penonton indonesia dalam 6 laga hingga final menembus angka 463.000 orang dengan rating TV/TV-share melebihi  melebihi Piala AFC 2007 dan Piala Dunia 2010 (Gerakan PeduliPSSI) FAKTANYA adalah Indonesia 4 kali menjadi finalis (2000, 2002, 2004, 2010), tanpa pernah meraih gelar juara sekalipun, apakah ini layak disebut prestasi? Apakah rating TV/TV-share yang tinggi mencerminkan keberhasilan PSSI? bukankah ini bentuk kecintaan/nasionalisme masyarakat Indonesia? siapapun pengurusnya, saya yakin orang yang nonton bola untuk dukung timnas itu tinggi kok. Karena Bola adalah hiburan masyarakat.
  3. Sebagai lokomotif  industri nasional, Liga Super Indonesia (LSI) telah berhasil menggelar hampir 1000 pertandingan yang melibatkan klub klub professional dan sebanyak 200 laga disiarkan secara langsung. Berarti masyarakat pencinta bola bisa menikmati rata-rata 3 pertandingan siaran langsung setiap pekan (GerakanPeduliPSSI) FAKTANYA: PSSI melalui BLI memang seharusnya wajib menggelar kompetisi dari selurus strata, kalau tidak ada kompetisi, ya berarti gagal donk. Lalu 200 laga siaran langsung ini apakah pendapatan hak siarnya merata didapatkan semua klub? Kita sudah tahu, proporsi terbesar tayangan TV dikuasai oleh klub dengan fanatisme tinggi seperti Persija, Persib, Sriwijaya FC, Arema, dan mulai beralih ke Kaltim (Persisam, Persiba, Bontang FC). Lalu, siaran langsung yang kita nikmati secara tidak sadar juga memperlihatkan kualitas wasit yang berpihak, mulai dari offside, tekel kasar yang didiamkan, hingga pinalti yang jarang terjadi buat tim tamu. Sering kita dengar komentator berkata: "sungguh disayangkan, sangat jauh dari offside, Sunggu beruntung tidak pinalti". Bukankah ini mengenaskan?
  4. Prestasi lain sepakbola nasional  yang membanggakan tercermin dari pertandingan Liga Super Indonesia mengalahkan siaran langsung liga Inggris maupun Liga Spanyol, yaitu 3,5/17,9. Laga Persebaya vs Persib Bandung mencapai rating tertinggi, yaitu 7. Sedangkan tv-share tertinggi dicapai pada laga Persija vs Bandung, yaitu 37,7 (GerakanPeduliPSSI). FAKTANYA: Lagi-lagi ini menyangkut laga dengan fanatisme penonton yang tinggi, dan lagi mengapa mencantumkan Persebaya yang jelas-jelas sudah pindah ke LPI, persebaya lainnya juga ada di divisi utama.
  5. Reformasi liga professional itu secara mengejutkan berhasil mengukir prestasi membanggakan: liga professional kita menempati peringkat 1 di ASEAN dan ke-8 di Asia. FAKTANYA: Liga kita memang diakui memiliki atmosfer penonton yang besar, sehingga menarik beberapa pemain asing dari ASEAN maupun ASIA, tapi sekali lagi ini juga karena faktor gaji yang tinggi yang ditawarkan oleh klub yang tidak didapat dinegaranya. Coba kita tanya ke pengurus klub, mau gak mereka transparan berapa nilai kontrak sebenarnya yang didapat? Jangan-jangan mereka tidak mau karena akan bernasib seperti pengurus Persisam yang me-markup nilai kontrak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun