Mohon tunggu...
Rizky Karo Karo
Rizky Karo Karo Mohon Tunggu... Dosen - Profil Singkat

Saya seorang pembelajar. Seorang Muda di Fakultas Hukum di Yogyakarta, enerjik, kalem namun easygoing, sedang belajar untuk menjadi advokat yang dapat membela orang miskin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran/keadilan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir Jakarta, Salah Siapa?

11 Februari 2015   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banjir Jakarta, salah siapa? Siapa yang salah? Kalau mencari – cari kesalahan tentunya tidak akan menyelesaikan masalah, banjir tidak akan surut.

Coba kita salahkan Tuhan – tidak bisa. Karena Tuhan punya maksud yang baik dengan mengirimkan hujan kepada manusia, misalnya agar manusia lebih peduli dan menjaga alam.

Coba kita salahkan Pemerintah Pusat – tidak bisa. Karena Pemerintah Pusat bukan hanya Jakarta yang diurusi, kalau cuma Jakarta yang diurusi akan timbul kecemburuan sosial di daerah lain.

Coba kita salahkan Jokowi – tidak bisa. Karena Jokowi sudah dengan saksama membagi tim untuk membenahi Jakarta dan Indonesia.

Coba kita salahkan Pemda DKI Jakarta, tidak bisa juga karena Pemda DKI Jakarta telah melakukan segala upaya untuk meminimalkan banjir saat musim hujan misalnya dengan membongkar rumah-rumah di bantaran kali dan banjir sekarang ini lebih cepat surut daripada yang dulu-dulu.

Coba kita salahkan Dinas Kebersihan DKI Jakarta – tidak bisa karena Dinas Kebersihan tentu sudah dengan giat membersihkan kali-kali dan mengangkuti sampah.

Coba kita salahkan para pembangun rumah, mall di Jakarta, tidak bisa juga karena kalau mereka membangun bangunan pasti sudah ada hitung-hitungan tentang air, tanah, dan tentu saja sudah dapat izin.

Coba kita salahkan PLN yang mematikan listrik – tidak bisa PLN mematikan listrik dengan segala pertimbangan jiwa manusia yang dekat dengan pembangkit listrik

2 hari kemarin, 9-10 Februari, seperti biasanya, Jakarta dilanda banjir. Seolah-olah warga Jakarta sudah hafal betul, dan pasrah dengan banjir ini. Namun tanggal 9-10 Februari banyak warga Jakarta mengeluh karena aliran listrik padam begitu pun dengan saya yang tinggal di daerah Kemayoran. Sehari tanpa listrik sudah seakan membuat diri kita tidak berarti, tidak mau ngapain.

Tanggal 10 Februari malam listrik sudah nyala lagi, seharusnya kita berikan apresiasi juga kepada PLN yang dengan sigap melaksanakan prosedur keselamatan dari korsleting listrik.

Jadi, banjir Jakarta ini adalah cerminan bagi diri kita untuk tidak menyalahkan siapa-siapa, namun dari diri sendiri untuk ikut serta agar Jakarta tidak banjir. Kita mulai dari hal yang paling terkecil; membuang sampah pada tempatnya. Pemda DKI sudah menyediakan banyak tempat sampah di tempat umum, jika tidak ada tempat sampah, kita tenteng sebentar sampah itu hingga kita buang pada tempatnya. Janganlah kita jadikan kali kita sebagai tempat sampah karena selain merusak keindahan tentu aliran sungai tidak akan lancar.

Kecil tapi bermakna besar jika dilakukan bersama-sama dan kita mulai dari sekarang, belum terlambat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun