Mohon tunggu...
Rizky Karo Karo
Rizky Karo Karo Mohon Tunggu... Dosen - Profil Singkat

Saya seorang pembelajar. Seorang Muda di Fakultas Hukum di Yogyakarta, enerjik, kalem namun easygoing, sedang belajar untuk menjadi advokat yang dapat membela orang miskin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran/keadilan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Let.Kol. Purn. TNI-AD. Koran Karo Karo (+) - Bagian 1

29 April 2022   21:02 Diperbarui: 29 April 2022   21:07 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang Pejuang'45 Multidimensi: Alm. Let.Kol. Purn. TNI-AD. Koran Karo Karo

(Tulisan singkat ini merupakan salah satu kontribusi tulisan dari Salah satu Putra Alm. Let.Kol. Purn. TNI-AD. Koran Karo Karo, yakni Budi Utomo Karo Karo (+) )

Alm. Let. Kol. Purn. TNI. AD. Koran Karo Karo salah satu Pejuang dari Tanah Karo, #SumateraUtara / #Veteran Republik Indonesia yang juga seorang tokoh masyarakat dan Pengusaha telah meninggal dunia pada tanggal 11 Maret 1991 yang bertepatan dengan Hari Lahirnya SUPERSEMAR dan telah dimakaman di Taman Makam Pahlawan Medan. Ia dilahirkan di Desa #Kutabuluh di Kaki Gunung #Sinabung , Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada tanggal 7 Juli 1920, putra dari Alm. Bapak T. Karo Karo dan Ibu E. Br. Sebayang dari Keluarga Petani dan Usahawan Kecil pada masa tempo dulu. 

Koran Karo Karo (KKK) sejak kecil, sejak usia 7 tahun telah sering dibawa oleh orang tuanya berniaga sampai ke Medan dan pasa masa itu angkutan dari Desa Kutabluh ke Medan masih memakai pedati atau kereta lembu dan memakan waktu kira-kira 2-3 hari baru sampai di Medan, dan harus melewati jalan kecil di tengah hutan dan lembah-lembah. Pada tahun 1930, KKK telah lulus kelas III di Kutabuluh dan kemudian dilanjutkannya ke kelas VI di #Tigabinanga dan TAMAT dari VERVOLGH SCHOOL Tahun 1934, yang kemudian KKK melanjutkannya ke #AngloIndonesiaSchool di Medan pada tahun 1936. 

Setelah menamatkan sekolahnya, KKK mengikuti jejak orang tuanya berniaga hasil bumi dan mengelola perusahaan angkutan bis, dan pada usia 17 tahun, KKK telah mampu menjadi seorang Pengusaha kecil di bidang angkutan bus Penumpang dan barang, yang pada waktu itu usahanya dikenal dengan nama PO. CAP NANAS JURUSAN Kutabuluh-Kabanjahe-Medan. Pada waktu itu masih sedikti masyarakat Karo apalagi usia KKK yang telah memiliki bus angkutan.

Sejak Tentara Jepang masuk ke Indonesia, dan berada di Daerah Tanah Karo Sekitar Bulan Maret 1942, disamping Berdagang, KKK bersama tema-teman seperjuangan mulai mengaktifkan diri dalam Barisan Pergerakan Pemuda. Selama Masa Pendudukan Jepang di Medan jgua telah terbentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dimana ketuanya apda waktu itu termasuk Bapak Let. Jend. Purn. Achmad Tahir yang kala itu menjabat Ketua #LegiunVeteran Republik Indonesia, Pusat. Di daerah Tanah Karo, KKK bersama-sama dengan teman-teman seperjuangan yang lain seperti Alm. Matang Sipetu (Ex. Bupati Karo), Selamat Ginting dan sebagainya membentuk Barisan Pemuda Indonesia di Daerah Karo. 

Setelah terdengarnya Berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang di-Proklamirkan oleh Presiden dan Wakil Presiden RI (Sokearno-Hatta) pada tanggal 17 Agustus 1945, dan berita Proklamasi itu beberapa bulan kemudian telah sampai ke daerah Tanah Karo, maka KKK beserta teman-teman seperjuangan lainnya para Pemuda membentuk dan menyusun Barisan yang lebih besar dan mengadakan latihan kemiliteran. Menyerahnya Tentara Jepang kepada Pihak Sekutu dan mendengar Tawanan Perang tentara Jepang ini akan dipulangkan ke negaranya oleh Tentara sekutu, maka mulailah Barisan Pemuda ini mencoba mendapatkan senjata-senjata dan waktu Tentara Jepang konvoinya dari Kabanjahe bersenjatakan bambu runcing, golong, dan lainnya menghadang dan menyerang Tentara Jepang pada 19 November 1945. Dikarenakan persenjataan para Pemuda Pejuang kalah dengan persenjataan Tentara Jepang maka banyak korban dipihak para pemuda yang mati dan luka pada waktu itu. 

Setelah menyerahnya Tentara Jepang dan masuknya Tentara Sekutu ke Indonesia. Pihak barisan pemuda mulai membenahi diri dan membina kekuatan bersenjata dengan para pemuda di daerah lain, dan sewaktu para pemuda mengetahui bahwa Tentara Belanda ikut masuk membonceng Tentara Sekutu, dan merasa bahwa Tentara Belanda akan menjajah kembali NKRI, maka Barisan Pemuda ini membentuk beberapa kekuatan militer atau Laskar Rakyat, antara lain: 

  1. Sektor III Resimen Napindo Halilintar, yang dipimpin oleh Selamat Ginting;
  2. Barisan Harimau Liar yang dipimpin oleh Payung Bangun;
  3. Resimen IV yang dipimpin oleh Alm. Let. Jend. Jamin Gintings

Alm. Koran Karo Karo bergabung dalam Barisan Sektor III Resimen Napindo Halilintar, Pimpinan Selamat Ginting dan mengepelai biadng Intendanta (Perbekalan, Peralatan, Keuangan dan Persenjataan) dengan Pangkat Kapten atau Kepala Staff. Daerah Operasi Gerilya dan perjuangan Sektor III Resimen Napindo Halilintar meliputi Daerah Karo Area, Dairi Area, Simalungun Atas, Langkat Area, dan Medan Area. Pusat kedudukan markas pada waktu itu di Kota Sidikalang dan akhirnya harus berpindah tempat sejak Kota Sidikalang di bumi hanguskan, dan berpindah tempat ke daerah Pegunungan di daerah hutan sekitar Karo Area, dan Dairi Area. 

Berjuang terus-menerus selama perjuangan melawan Tentara Belanda membuat KKK beserta keluarganya harus berpindah-pindah tempat disatu hutan ke hutan yang lain, dimana pada waktu itu seluruh keluarga pejuang yang mengungsi benar-benar menderita, mengalami kepahitan dalam kehidupannya. Hingga penyerahan Kedaulatan pada Pemerintah Republik Indonesia, dan setelah benar-benar mengetahui bahwa Indonesia telah bebas dan merdeka barulah KKK beserta keluarga dan para pejuang lainnya turun dari hutan ke hutan dan kembali ke Kota Kabanjahe, dan beberapa waktu kemudian pindah ke Medan. 

Sebagian dari Pasukan TNI Sektor III Resimen Napindo Halilintar ini setelah selesainya perjuangan melawan Belanda kembali ke tengah masyarakat menjadi masyarakat biasa, Selamat Ginting, KKK, Aminadab Sebayang, dan para pejuang lainnya setelah kembali ke masyarakat membentuk satu usaha bersama yakni sebuah BANK yang mereka beri nama BANK KERAJINAN PEJUANG KEMERDEKAAN R.I. yang berkantor pada waktu itu, JL. Sutomo Medan, dan kemudian Pindah ke Jl. Sambu Medan. Disamping duduk sebagai Direktur pada Bank tersebut, tenaga dan buah pikiran KKK masih dicurahkannya kepada Corps. TNI AD dan pada tahun 1962, KKK pensiun resmi dari TNI AD dengan Pangkat Mayor dan atas jasa - jasanya kepada Negara, Nusa, dan Bangsa dinaikkan pangkat setingkat menjadi Letnan Kolonel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun