Rizky Januarsyah
Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Email : januarsyahrizky26@gmail.com / telp : 08995087657
      Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antar pribadi dengan pribadi yang lain. Hal itu sejalan dengan fitrah manusia selain sebagai makhluk individual juga sebagai makhluk sosial sehingga hubungan interpersonal pasti akan dialami oleh seluruh manusia yang hidup secara normal, di dalam hubungan manusia pasti sselalu ada ketegangan (konflik) antara manusia satu dengan yang lainnya, sama halnya juga didalam hubungan interpersonal pasti ada juga konflik didalamnya.
      Konflik interpersonal adalah konflik yang muncul ketika antara kedua orang atau lebih merasa bahwa keinginannya saling bertentangan antara satu sama lain. Selain keinginan yang bertentangan, konflik dapat disebabkan oleh kesalahpahaman kecil atau sebagai hasil dari tujuan-tujuan, nilai-nilai, sikap atau keyakinan yang tidak sama.
      Konflik interpersonal bisa muncul dimana saja dan kapan saja baik itu didalam sebuah hubungan keluarga, masyarakat, sekolah, di dalam organisai, dan di dalam perusahaan. Menurut Mollengraff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.
      Dalam perusahaan sendiri pasti ada yang namanya konflik, dan konflik itu muncul karena adanya karyawan atau tenaga kerja di dalam perusahaan tersebut, tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat penting di dalam sebuah perusahaan, karena tanpa karyawan perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Cholil dan Riani (dalam Mulyati, 2003) mengatakan bahwa karyawan adalah modal utama bagi perusahaan oleh sebab itu karyawan perlu dikelola agar tetap menjadi produktif, akan tetapi dalam pengelolaannya bukanlah hal yang mudah, karena karyawan mempunyai pikiran, status, serta latar belakang yang berbeda.
      Konflik di dalam perushaan biasanya selalu terjadi, dan konflik itu pasti selalu muncul karena beberapa faktor / hal seperti karyawan yang mengalami konflik diluar perusahaan, jadi terbawa kedalam pekerjaan, atau stres karena tuntutan pekerjaan atau pekerjaan yang menumpuk, beban pekerjaan yang sangat besar, ini yang membuat karyawan didalam sebuah perusahaan berkonflik karena benturan-benturan, ketidak harmonisan di dalam diri seorang individu membuat lingkungan menjadi berkonflik. Stres tersebut akan muncul apabila ada tuntutan-tuntutan pada seseorang yang dirasakan menantang, menekan, membebani atau melebihi daya penyesuaian yang dimiliki individu. Akibat dari stres adalah produktivitas kerja menjadi turun (Kirkcaldy et al., 2000).
      Seharusnya karyawan dan perusahaan saling bekerja sama untuk menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik dan nyaman untuk mereka seperti seorang pegawai seharusnya mempunyai pikiran yang tenang, waktu penyelesaian dan pemberian tugas yang cukup, gaji yang sesuai dari pekerjaan pegawai, dan memiliki hubungan antara pegawai yang terjalin baik, karena jika tidak bisa karyawan menjadi stres karena tuntutan pekerjaannya yang sangat tinggi dan bisa saja pegawai selalu berkonflik antara satu sama lain dan tidak mengerjakan pekerjaannya dan membuat dia di pecat atau lebih parahnya lagi sampe membuat perusahaan itu bangkrut.
REFERENSI
Mulyati, Syari. Pengaruh Konflik Peran dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi :Studi Pada Akuntan Publik di Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas, PP : 1-13.