Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Febriyanto
Muhammad Rizky Febriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - rizky febriyanto

Apa pun yang kamu lakukan selagi masih baik, ayo lanjutkan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melihat Kampung Anyaman Bambu Legok yang Masih Bertahan Hingga Saat Ini

3 Agustus 2022   00:40 Diperbarui: 3 Agustus 2022   00:54 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman seperti saat ini di era modern kerajinan anyaman bambu sudah kurang untuk diminati beberapa orang, ternyata masih ada satu desa pengrajin anyaman bambu yang masih membuat anyaman bambu tradisional. Terletak di Kampung Cadas, Desa Rancagong, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, masih ada beberapa masyarakat yang tetap melestarikan kerajinan anyaman bambu ini.

Desa Rancagong sendiri merupakan penghasil anyaman kerajinan alat rumah tangga yang masih dilakukan secara tradisional. Tapi sangat disayangkan di era modern saat ini warga di desa Rancagong para pengrajinnya sudah tidak terlalu banyak dijumpai, hanya beberapa warga saja yang masih melestarikan anyaman bambu ini.

Sudah dikenal sejak lama bahwa Kecamatan Legok adalah sentra penghasil anyaman bambu. Para pengrajin mengaku karena sudah saking lamanya tidak tahu tepatnya kapan kerajinan anyaman bambu ini berdiri. Salah satu pengarajin anyaman bambu, Aryadi (36) bisa membuat anyaman bambu ini di dapatkannya secara turun temurun.

"Kalau sudah lama pasti sudah lama soalnya kita buat anyaman seperti ini secara turun temurun warisan keluarga, kita tinggal ngelanjutin aja. Sekarang mah tapi udah sedikit yang ngelanjutin bikin anyaman kayak gini, apa lagi udah zaman kayak gini," ujar Aryadi saat ditemui di kediamannya.

Di daerah Legok sendiri ada beberapa desa juga yang menghasilkan anyaman bambu, salah satunya ada Kampung Legok Bakul, letaknya hanyak beberapa meter saja dari Kampung Cadas. Dinamai Kampung Legok Bakul karena di daerah ini menghasilkan anyaman alat rumah tangga yaitu bakul, sedangkan Kampung Cadas penghasil anyaman tampah.

Harga yang dijual juga relatif terjangkau yaitu seharga 10 ribu. Anyaman bambu ini juga tidak langsung dijual melainkan dikumpulkan oleh pengepul kerajinan tangan untuk didistribusikan ke pasar-pasar. Warga sekitar juga tidak hanya membuat kerajinan anyaman bambu ini, melainkan juga bercocok tanam karena daerah tersebut masih di kelilingi area persawahan.

"Dulu sebelum ada pengepul saya sendiri langsung jual ke pasar-pasar kayak ke pasar Curug ke Parung juga, sekarang karena udah ada pengepulnya kita kasih ke pengepul biar dia yang distribusiin ke pasar-pasar," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun