Apa kabar Profesor Djohar Arifin Husin, Ketua Umum PSSI Kita? Kok akhir-akhir ini jarang tampil di berbagai media atau Kami yang kurang update? Seorang Profesor buat Kami cocoknya tampil didepan, gak cocok kalau lebih memilih tampil dibelakang layar apalagi hanya sekedar tampil diacara ceremony menggunting pita atau mengangkat bendera dan atau sejenisnya.
Dahulu, Kami ingat betul support Kami untuk Prof, meski sekedar dimedia sosial. Kalau dulu sih harapannya ditangan Prof, PSSI bisa berubah menjadi lebih baik lebih berprestasi di Asia Tenggara, Asia dan dunia. Dulu Kita senang PSSI ada MoU dengan salah satu akuntan publik the big four untuk mengevaluasi keuangan PSSI sekaligus untuk dikelola lebih profesional. Dulu Kita juga senang PSSI punya cita-cita liga yang profesional tanpa melupakan pembinaan usia dini. Namun, konstalasi politik PSSI berubah. Prof tidak terlihat lagi mungkin karena itu sepakbola Kita begini-gini saja.
Kita barusan saja kalah dilaga perdana AFC Cup U-19 melawan Uzbekistan dengan skor meyakinkan 1-3. Bagaimana tanggapan Prof? Kami bingung saja dengan hasilnya kok bisa Garuda Jaya kalah padahal dari Januari sampai awal Oktober di tour Spanyol Garuda Muda sudah melakoni 36 laga persahabatan. 36 laga yang dijalani lazimnya di liga-liga Eropa dijalani dalam satu tahun musim kompetisi sementara Kita terlalu hebat untuk menjalani semuanya kurang dari satu tahun. Dukungan finansial bagi Garuda Jaya juga kuat, sampe-sampe media televisi berebut hak siar sehingga Kita rela menjadikan Timnas U-19 jadi 2, dengan hadirnya Timnas B dalam waktu instan, instan dalam memilih skuad instan dalam menentukan pelatih dan malah sempet-sempetnya mau ikut AFF preparatory pelatih diganti. Kalo sekedar urusan finansial, sponsor ngantri, Timnas gak mungkin "kelaparan" seperti klub-klub di Indonesia. Urusan suporter aja Kita hebat, kemarin saja suasana stadion sangat Indonesia, teriakan Garuda di Dadaku Garuda Kebangganku selalu menggema. Jadi gak perlu diragukan lagi antusiasme masyarakat terhadap sepakbola.
Coba bandingkan dengan UzbekistanU-19! Kok bisa dengan uji coba kurang dari 10 kali, dengan supporter gak sebanyak Indonesia. Tapi sejarah prestasi sepakbola mereka lebih mentereng ketimbang Kita. Kita juga kalah dari mereka. Apa yang salah ya Prof?
Ah mungkin Kami gak mengerti bola itu bundar, Kami mungkin juga terlalu berlebihan berharap terhadap Garuda Muda. Tapi bagaimana Kami gak berharap Prof, Korsel saja pernah Kita kalahkan 3-2 di kualifikasi AFC Cup U-19 Myanmar, pertama sejak 1975. Kami melihat skuad ini menjanjikan meski sebagian besar Kami tidak melihat mereka berada di kompetisi klub yang reguler dan profesional di usia mereka sementara yang bermain di kasta nasional reguler dan kompetitif saja terus menerus minim prestasi. Harus diakui Garuda Muda lebih berprestasi ketimbang kelompok umur yang lain. Mungkin ini yang membuat Garuda Muda seperti anak emas yang mendatangkan emas karena semua pertandingan Garuda Muda disiarkan secara langsung tak tanggung-tanggung 36 pertandingan Prof kurang dari 1 musim kompetisi sementara kelompok umur lain jarang sekali melakukan friendly match padahal tidak ada kompetisi reguler dikelompok umurnya. Tapi gak apa yang penting sponsor bisa menikmati, sampai pelatih Uzbekistan Khaydarov Akramjon juga menikmati melalui rekaman banyak pertandingan.
Ya mungkin beginilah kalo federasi kehilangan sosok Ketua Umumnya. Profesor juga mungkin ribet dengan segala urusan internal, ada urusan politik yang dicampur aduk dengan urusan duit. Tapi Kami bangga juga dengan federasi Prof, kok bisa orang orang partai yang berbeda jadi satu visi satu misi di federasi. Tapi Kami lantas bingung juga ada orang satu partai tapi pas di PSSI beda kubu, ah mungkin tergantung dapil.
Oh iya Prof, Prof pasti juga bingung seperti Kami bingung kok bisa negara yang penduduknya lebih sedikit, suporternya lebih sedikit, sponsor gak ngantri kayak di Indonesia, fasilitas latihannya nya gak lebih baik dari negara Kita, tapi mereka punya peringkat FIFA di atas Kita. Eh ngomong-ngomong, ada yang tahu dimana Prof Djohar Arifin Husin, Ketua Umum PSSI Kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H