[caption caption="Bis baru masuk di terminal Rawamangun Jakarta Timur (Dokpri)"][/caption]
Seolah tidak punya waktu banyak bagi Pak Windi dan Pak Zaenal, driver dan co driver Sinar Jaya bis Jakarta-Purwokerto via Songgom. Setibanya di Terminal Rawamangun Jakarta Timur (15/7) sekitar pukul 16.00 WIB, bis sudah ditunggu dan diserbu para penumpang yang ingin segera pulang ke kampung halaman. Pak Windi dan Pak Zaenal hanya sempat memakan nasi bungkus dan ngetem kurang lebih 30 menit untuk kemudian berangkat kembali menuju Purwokerto.
Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Pak Windi dan Pak Zenal lebih bersyukur, Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) sudah bisa dilewati itu artinya mereka bisa menghindari “jalur neraka” Simpang Jomin Cikopo Cikampek Karawang dan jalur Pantura sepanjang Subang-Cirebon selama mudik yang sangat terkenal karena kemacetannya ketika mudik. “Tahun lalu bisa 3 hari di jalan Mas,” ungkap Pak Zaenal kepada saya yang juga diamini oleh Pak Windi.
[caption caption="Pak Windi dan Pak Zaenal driver-co driver Sinar Jaya arah Pekalongan ketika hendak diwawancarai (dokpri)"]
Apa yang disampaikan mereka berdua bukan isapan jempol belaka. Perbedaan mudik tahun setelah ada dan belumnya Tol Cipali begitu terasa. Setidaknya hal ini juga disampaikan oleh Sigit Saputro seorang adalah penumpang bis Sinar Jaya jurusan Pekalongan yang akan turun di Tegal. “Tahun lalu mas, untuk sampai Cirebon saja butuh perjuangan ekstra tenaga karena macet sudah dimulai bahkan sebelum keluar dari pintu tol Cikampek.” Sigit Saputro juga bersyukur dan optimis setelah musim mudik, adanya Tol Cipali benar-benar memperpendek jarak antara Jakarta-Tegal sehingga dia akan bisa sering pulang untuk menengok istri dan anaknya yang memang sudah memutuskan untuk tinggal di Tegal.
[caption caption="Suasana pintu masuk Tol Cipali ketika hari puncak mudik (15/7) (dokpri)"]
Tidak hanya Sigit Saputro, penumpang lainnya Mbak Adien yang kebetulan satu bis Sinar Jaya ketika diwawancara di tempat istirahat di Cikamurang milik Sinar Jaya Group mengakui hal yang sama. Mbak Adien adalah salah satu karyawati swasta di wilayah Kuningan Jakarta yang rutin setiap mudik menggunakan bis menuju Pekalongan ke tempat orang tuanya. Setidaknya menurut Mbak Adien yang tahun lalu sampai ke Pekalongan membutuhkan waktu 2x24 jam, dia senang dengan adanya Tol Cipali dan berharap bisa mempersingkat kedatangannya ke Losari, Paninggaran, Pekalongan. Mbak Adien menceritakan pengalaman pahit tahun lalu ketika macet sudah dimulai di “The Legend” Simpang Jomin yang membuatnya harus ke toilet pun sangat sulit.
[caption caption="Pintu keluar tol Palimanan Cipali (dokpri)"]
Diwawancari di waktu terpisah, Mas Feri Irawan yang kebetulan merupakan kakak ipar penulis juga menuturkan, waktu tempuh menuju Tegal dari Jakarta dengan kendaraan pribadi di mudik tahun ini dengan adanya Tol Cipali juga relatif lebih cepat dibanding tahun lalu, sekitar 9 jam (10/7), begitu juga arus balik ke Jakarta (23/7) juga sekitar 9 jam. Bagaimana dengan waktu tempuh Jakarta-Tegal ketika tidak waktu mudik? Aris Rizal Arafah yang merupakan rekan kerja di kantor menyampaikan hanya butuh waktu 4 jam sampai di Tegal Kota via Tol Cipali dari Jakarta Pusat. Itu artinya. menurut Aris waktu tempuh dengan menggunakan jalur darat via Tol Cipali sama dengan waktu tempuh Jakarta-Tegal melalui moda transportasi kereta api. Aris sendiri menambahkan, saat ini lebih nyaman menggunakan jalur darat dari Jakarta-Tegal PP (Pulang Pergi) untuk meninjau bisnis perumahan yang sedang dijalani perusahaan kami di kawasan Mejasem, Kabupaten Tegal. Menurut Aris, dengan jalur darat lebih fleksibel mengenai waktu keberangkatan dan kepulangan.
[caption caption="Selamat datang di Tegal Kota Bahari (dok. Aris Rizal Arafah)"]
Alhasil, Tol Cipali yang dibangun oleh PT Lintas Marga Swadaya ini disambut baik oleh para penggunanya, termasuk para pengemudi bis. Penulis yang sempat beralih menggunakan moda transportasi kereta api ketika mudik beberapa tahun ini karena "kapok" melintasi kemacetan bahkan hanya sesaat baru keluar Tol Cikampek padahal Cirebon (rumah kakek nenek dari bapak) masih jauh, kini sewaktu-waktu bisa beralih menggunakan jalur darat untuk ke Cirebon ataupun Tegal (rumah istri) tanpa harus takut kemacetan dan tanpa perlu mencari jalur alternatif hingga ke Jalan Cagak atau jalur Wanayasa Purwakarta (melintasi rumah kakek nenek dari ibu). Terimakasih Tol Cipali []