Perceraian
Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidak stabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Erna, 1999).
Perceraian merupakan terputus nya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri
Perceraian dalam sebuah pernikahan tidak bisa dilepaskan dari pengaruhnya terhadap anak Banyak faktor yang terlebih dahulu diperhatikan sebelum menjelaskan tentang dampak perkembangan anak setelah terjadi suatu perceraian antara ayah dan ibu mereka.Dalam buku Life Span Development oleh John W. Santrok pada tahun 2002, faktor tersebut bisa meliputi perubahan usia anak dan tahap perkembangan anak, konflik yang terjadi setelah perceraian, jenis kelamin anak dan gaya pengasuhan orangtua setelah bercerai. Kesemua hal itu dapat menggambarkan bagaimana dampak yang diberikan akibat perceraian terhadap perkembangan anak pada saat itu dan masa yang akan datang.
Anak yang sudah menginjak remaja dan mengalami perceraian orangtua lebih cenderung mengingat konflik dan stress yang mengitari perceraian itu sepuluh tahun kemudian, pada tahun masa dewasa awal mereka. Mereka juga Nampak kecewa dengan keadaan mereka yang tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh.
Mereka juga menjadi kawatir bila hidup mereka tidak akan lebih baik bila mereka tidak melakukan sesuatu lebih baik. Pada masa remaja mereka dapat masuk dan terperangkap masalah obat obatan dan kenakalan remaja dari pada remaja yang mengalami perceraian orangtua pada saat kecil dan remaja yang tumbuh dalam keluarga utuh. (http://www.psikologizone.com/dampak-perceraian-terhadap-anak/06511576)
Perceraian bukan lagi hal yang tabu didengar di masyarakat pada saat ini , seolah-olah menjadi hal yang sangat sepele . Bagi anak –anak yang orang tua nya bercerai merupakan momok yanh paling menakutkan bahkan hal tersebut merupakan bencana bagi kehidupan . Menyedihkan sekali apabila hal itu harus terjadi, ayah pergi meninggalkan rumah , ibu tetap tinggal bersama anak-anak di rumah dan merangkap profesi menjadi kepala sekaligus ibu rumah tangga .
Sakit sekali rasanya waktu mendengar sekaligus menyaksikan pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi , mereka tetap teguh pada argumen masing-masing dan tidak mau kalah sama sekali . Di kala itu ujian nasional tinggal tiga minggu lagi akan terlaksana namun hati ini bagaikan disambar petir ketika ayah pamit untuk keluar kota untuk menikah lagi.Hanya bisa menangis dan bertanya kepada sang Maha Kuasa mengapa hal ini harus aku yang mengalami ?? apa dosa hambamu ini ??..
Waktu terus berlalu , mau tidak mau , suka tidak suka aku harus terus bertahan dan terus menjalani hidup ini . Sejak ayah pergi semua sangat berbeda tidak ada lagi pelukan hangat seperti dulu , canda tawa, omelannya, nasehat nya yang kini sangat begitu aku rindukan tak ada lagi didalam ku dengar di rumah . Disetiap sujud ku aku selalu memohon ampun dan meminta petunjuk kepada Nya , meminta kekuatan agar aku bisa menjadi insan yang lebih bersyukur dan bisa lebih kuat dari tokoh iron man . Tetap optimis dan meyakini bahwa Tuhan tidak akan menguji kaumnya diluar batas kemampuan yang dimiliki , aku anggap semua ini adalah evaluasi , pembelajaran diri agar aku bisa menjadi yang lebih baik dimasa depan. Sering sekali hujatan demi hujatan dilontarkan orang-orang diluar sana terhadap aku dan keluargaku , mereka tidak memahami betapa sulitnya kami untuk tetap berjuang melalui hari demi hari , sakitnya hati ibu membuatnya cepat sekai tersullut emosi , fikiran serta tenaga yang tercurah penuh untuk kami anak-anaknya membuat kondisi kesehatannya rentan.Ada kalanya aku meluangkan waktu dimana aku harus bersamanya, menemaninya berbagi rasa berusaha meyakinkanya bahwa aku akan berbagi untuk memikul beban yang ibu punya .
Suatu ketika aku merasa rapuh , sekedar bercerita dan tidak mengharapkan solusi dari teman ku , dengan mudahnya mereka berkata ‘’ ah lebai lo masa dikit-dikit nyokap harus di temenin terus ‘’ itu sangat menyakitkan .. ingin sekali rasanya menghujat mereka agar merasakan hal yang serupa , tapi tidak .. karena hal ini sangat menyakitkan jangan sampai mereka merasakan hal serupa .
Saat ini aku hanya bisa berharap dan berdoa serta terus berusaha untuk yakin bahwa suatu saat nanti bahagia akan datang menghampiri kami . Terimakasih Tuhan , sentilan cobaan ini sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi kami , tetaplah tuntun kami agar tidak lagi tersesat dan senantiasa bersyukur atas segala yang engkau berikan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H