Mohon tunggu...
Rizky Faufau
Rizky Faufau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca kitab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Epistemologi Islam

25 Juni 2024   12:14 Diperbarui: 25 Juni 2024   12:14 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Epistimologi adalah suatu cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Istilah epistimologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, percakapan atau ilmu). Jadi epistimologi adalah kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan (Jujun S Suriasuantrim.1998)
 Dalam bidang ini, terdapat tiga masalah pokok, yaitu: pertama, mengenai sumbersumber pengetahuan, dan metode atau cara bagaimana proses mengetahui. 

Kedua, tentang watak pengetahuan, adanya dunia yang benar-benar ada di luar pikiran kita, dan bagaimana kita mengetahuinya. Ketiga, mengenai kebenaran (Titus, 1984).
 

epistemologi Islam dengan sendirinya menelaah: bagaimana pengetahuan itu menurut pandangan Islam, bagaimana metodologinya, bagaimana kebenaran yang diperoleh manusia menurut pandangan Islam.  
 epistemologi dalam tradisi pemikiran Barat bermuara dari dua pangkal pandangannya, yaitu rasionalisme dan empirisme yang merupakan pilar utama metode keilmuan. Namun Islam, dalam memperoleh ilmu pengetahuan tidak berkubang hanya pada rasionalisme dan empirisme, tetapi juga mengakui intuisi dan wahyu. Intuisi sebagai fakultas kebenaran langsung dari Tuhan dalam bentuk ilham, kasyaf yang tanpa deduksi, spekulasi dan observasi. Pengetahuan seperti ini dalam mistisisme Islam disebut dengan „Ilm al-
Dharury atau ‘Ilm al-Laduny yang kedudukannya sedikit di bawah wahyu(M.Zainuddin,M.A.2006).
Epistemologis Islam mengambil titik tolak Islam sebagai subjek untuk membicarakan filsafat pengetahuan, maka disatu pihak epistemologi Islam berpusat pada Allah, dalam arti Allah sebagai sumber pengetahuan dan sumber segala kebenaran. Dilain pihak, filsafat pengetahuan Islam berpusat pula pada manusia, dalam arti manusia sebagai pelaku pencari pengetahuan (kebenaran). Disini manusia berfungsi sebagai subjek yang mencari kebenaran. Pendapat tersebut berdasarkan alasan, bahwa manusia sebagai khalifah Allah berikhtiar untuk memperoleh pengetahuan, sekaligus memberi interprestasinya.
Dasar paling sentral dari nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi prinsip-prinsip epistemologinya adalah wahyu (Al-Qur‟an dan Al-Hadits) diyakini memiliki peran sentral dalam memberi inspirasi, mengarahkan, serta menentukan skop kajian ke arah mana sains Islam itu harus ditujukan.
pada dasarnya dalam diskursus dunia pemikiran Muslim setidaknya ada tiga aliran penting yang mendasari teori pengetahuannya. Yaitu, (1) pengetahuan rasional, (2) pengetahuan inderawi, dan (3) pengetahuan kasfy lewat ilham atau intuisi.

Bayani
 Bayani adalah suatu epistimologi yang mencakup disipiln-disiplin ilmu yang berpangkal dari bahasa Arab (yaitu nahwu, fiqh dan ushul fiqh, kalam dan balaghah). Dan pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan lughawiyah.


 Bayani (Tekstual) berfokus pada analisis dan penafsiran teks-teks suci, terutama AlQur'an dan Hadis. Pendekatan ini menekankan pentingnya metode linguistik, logika, dan ilmu tata bahasa dalam memahami wahyu ilahi. Ulama-ulama klasik seperti Al-Ghazali dan Ibn Taymiyyah menggunakan metode Bayani untuk menjaga otoritas dan autentisitas ajaran Islam melalui pemahaman yang mendalam terhadap teks-teks dasar. Pendekatan ini sangat penting dalam disiplin ilmu keislaman seperti fiqh dan tafsir.


 Dalam bahasa filsafat, pendekatan bayani diartikan sebagai model metodologi berpikir yang didasarkan atas teks. Dalam hal ini teks sucilah yang memiliki otoritas penuh menentukan arah kebenaran. Fungsi akal hanya sebagai pengawal makna yang terkandung di dalamnya yang dapat diketehui melalui pencermatan hubungan antara makna dan lafaz. Dan dikatakan pula bahwa peran akal dalam epistemologi bayani adalah sebagai pengekang/pengatur hawa nafsu, justifikatif dan pengukuh kebenaran (Muhammad Abel aljabiri.1991)
 

Menurut Imam as-Syafi‟i, tiga asas epistemologi bayani adalah al-Qur‟an, as-Sunnah dan al-Qiyas dan al-ijma’(M.Abel al-jabiri.1991). Berdasarkan penetapan ulama bahwa dalildalil sebagai dasar acuan hukum syari‟ah tentang perbuatan manusia dikembalikan kepada empat sumber, yaitu al-Qur‟an, as-Sunnah, al-Ijma‟ dan al-Qiyas. Kemudian, yang dijadikan dalil pokok dan sumber dari hukum syari‟ah adalah al-Qur‟an dan as-Sunnah, dimana asSunnah berfungsi sebagai interpretasi bagi keglobalan al-Qur‟an, dan sebagai penjelas serta pelengkap al-Qur‟an.

Irfani
Pengetahuan Irfan didasarkan atas kasyf (rahasia-rahasia). pengetahuan Irfani tidak diperoleh berdasarkan analisa teks tetapi dengan olah ruhani, dimana dengan kesucian hati, diharapkan Tuhan akan melimpahkan pengetahuan langsung kepadanya dengan tiga tahapan:
1.Persiapan untuk bisa menerima kasyf dengan melalukan spiritual berupa Taubat, Wara’, Zuhud, Sabar, Tawakal, Ridho (Al-Qusyairu.1997)
2.Penerimaan atas percapaian tingkatan dalam sufisme secara langsung akan mendapatkan limpahan pengetahuan dari tuhan.  
3.Pengungkapan kepada orang lain melalui lisan dan tulisan. ( Mehdi Hairi Yazid.1994)

Burhani

urhani menyandarkan diri pada kekuatan rasio, akal, yang dilakukan lewat dalildalil logika. Perbandingan ketiga epistemology in adalah bahwa bayani menghasilkan pengetahuan lewat analogi furu‟ kepada yang asal, Irfani menghasilkan pengetahaun lewat proses penyatuan ruhani pada Tuhan, Burhani menghasilkan pengetahuan melalui prinsipprinsip logika atas pengetahuan sebelumnya yang telah diyakini kebenarannya  melalui indera(al-jabiri.1989).

Epistemologi burhani menekankan visinya pada potensi bawaan manusia secara naluriyah, inderawi, eksperimentasi, dan konseptualisasi (al-hiss, al tajribah wa muhakamah 'aqliyah). Fungsi dan peran akal dalam epistemologi berhani adalah sebagai alat analisis kritis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun