Mohon tunggu...
Rizkyfaradila
Rizkyfaradila Mohon Tunggu... Seniman - Sejarah Peradaban Islam (IAIN Jember)

Anda hebat dengan kemampuan anda sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Istilah Konsulat dalam Pondok Pesantren

2 November 2019   08:45 Diperbarui: 2 November 2019   09:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Arti "konsulat" sendiri dalam kamus KBBI yakni orang yang diberi tugas sebagai wakil pemerintah suatu negara untuk mengurus kepentingan warga negaranya di negara lain. 

Namun, didalam pesantren terutama pesantren modern kita akan menemukan istilah tersebut dalam arti yang berbeda. Istilah konsulat di dalam pesantren akan dimaknai sebagai bagian anggota dari berbagai daerahnya masing-masing. Misalnya, Adi termasuk dalam konsulat Jember karena dia berasal dari Jember.

Maka jika misal nanti Adi mengalami kesusahan dalam menjalani kehidupan di pesantren, akan ada peran anggota konsul yang lain yang membantunya. Di dalam gabungan satu konsul ini memiliki ikatan yang sangat erat, baik dari tingkat bawah sampai atas. 

Bahkan kakak kelas itu setiap tahun akan mencari adik-adik yang satu konsul dengannya. Dan di beberapa Pondok Pesantren seperti Gontor, ketika masa perpulangan, santri yang tidak di jemput oleh keluarganya akan diantar oleh Bus Pondok sesuai dengan konsulatnya masing-masing atau konsulat yang terdekat. Ada hal menarik lainnya didalam pembahasan ini, yaitu Julukan. 

Beberapa santri pasti akan memanggil sesama konsulnya dengan julukan sul, sulii, konsulii, kakak sul, dan adik sul. Dan dari sebutan itu, kita akan tau asal daerah tiap masing-masing santri tersebut. Dengan sebutan itu pula, tiap-tiap santri akan memiliki kedekatan emosional yang cukup kuat, karena mereka akan merasa memiliki teman dan kakak sedaerah perjuangan dengan tujuan dan tekat yang sama dengannya. Sehingga membuat santri menjadi senang dan betah hidup di Pondok Pesantren. 

Didalam keanggotaannya, tiap-tiap anggota konsulat ini akan diatur oleh kakak yang lebih mengerti secara bergantian. Dan setiap tahun pada masa liburan, tiap konsulat memiliki agendanya masing-masing, misalnya seperti agenda buka bersama pada waktu bulan Ramadhan, silaturahmi kepada semua anggota dan alumni sesama daerahnya, dan lain-lain. 

Dan jika diantara anggota tersebut memiliki keterbatasan finansial, maka semua anggota konsulat tersebut akan membantu dengan senang hati. Hal-hal di atas menandakan bahwa Konsulat dalam kehidupan Pondok Pesantren ini termasuk dalam kategori kelompok sosial tipe Kelompok Primer, yang didalamnya memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan tipe tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun