Mohon tunggu...
Rizky Fadilah
Rizky Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah

Jurnalistik (11220511000015)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Kearifan dalam Tasawuf Melalui Akal dan Asal

20 Desember 2023   09:19 Diperbarui: 27 Desember 2023   15:48 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian tasawuf tergantung pada siapa yang mendefinisikannya. Sufi mengartikan tasawuf sesuai dengan pengalaman spiritualnya dan pengamat tasawuf mengartikan tasawuf kembali kepada sudut pandang dan pendekatan yang digunakannya. Tasawuf memiliki banyak arti yang sangat beragam, tergantung pada sudut pandangnya masing-masing. Akar tasawuf adalah ihsan sehingga dapat dirumuskan bahwa tasawuf adalah ihsan, dan ihsan adalah tasawuf. Ihsan adalah kebaikan transformatif dari satu pribadi kepada pribadi lain, bahkan kepada orang banyak. Tasawuf pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat tidak dikenal sebagai istilah, tetapi nilainilai dan prinsip tasawuf tercermin dalam kehidupan mereka. Kesucian jiwa, kesederhanaan, keikhlasan beribadah, dan semangat mengharumkan Islam tercermin dalam kepribadian Rasulullah SAW dan para sahabat. Meskipun istilah tasawuf tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan hadis,substansinya terkandung dalam praktik dan sikap hidup mereka. Rasulullah SAW menjadi teladan dalam pengamalan Islam, mencerminkan akidah, syariat, dan akhlak. 

Tasawuf menurut Junaid al-Bagdadi adalah keberadaan hamba ber- sama Allah tanpa ada penghalang. Dimulai dengan membersihkan hati dari sifat-sifat yang menyerupai binatang, seperti menekan sifat kemanusiaan, menjauhi hawa nafsu, berpegang pada memberi nasihat kepada umat, menepati janji kepada Allah, dan mengikuti syariat Rasulullah Tasawuf menurut Abu Ruwaim adalah kemerdekaan jiwa bersama Allah atas apa yang dikehendaki-Nya Sui menurut Bisyr bin Harits al-Hafi adalah orang yang jiwanya menghadap Allah Tasawuf menurut al-Jurairi adalah masuk ke dalam akhlak mulia dan keluar dari akhlak rendah. Adapun Tasawuf menurut al Qusyairi adalah mengamalkan Al-Qur'an dan sunah, mengendalikan hawa nafsu, menjauhi bidah, mengendalikan syahwat, dan menghindari sikap meringankan ibadah. 

Ada enam teori yang menjadi asal kata tasawuf. Pertama, tasawuf berasal dari kata safa yang berarti bersih, jernih, dan bening Kedua tasawuf berasal dari kata saff yang berarti barisan. Ketiga, tasawuf berasal dari kata safwah yang berarti pilihan karena para sufi diniali sebagai safwah al-ummah (umat pilihan). Keempat, tasawuf berasal darı kata suffah yang berarti tempat duduk yang terbuat dari batu atau kayu karena kebiasaan para sufi dekat dengan kebiasaan ahl al-suffah. Kelima, tasawuf berasal dari kata theoshopy yang berarti kearifan Tuhan. Keenam, tasawuf berasal dari kata süf yang berarti bulu domba atau mantel yang terbuat dari bulu domba yang menggambarkan pakaian kesederhanaan. Dari keenam teori ini, hanya teori keenam yang bisa diterima dari segi morfologi. 

Istilah tasawuf tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an dan hadis Rasulullah , tetapi substansi tasawuf merupakan kepribadian Rasulullah dan para sahabat. Kesucian jiwa, kesederhanaan, keikhlasan dalam beribadah, dan semangat mengharumkan Islam dan umat Islam serta kedekatan dengan Allah 3 tercermin dalam kehidupan beliau dan para sahabat. Perkembangan tasawuf dapat dibagi ke dalam lima tahap, yaitu:

  • tahap zuhud dan gerakan zuhud
  • tahap tasawuf dengan orientasi penyu cian jiwa dan pendakian rohani
  • tahap penyatuan diri dengan Tuhan dengan itihad dan hulul
  • tahap kesatuan wujud 
  • tahap pemurnian tasawuf dari segala bentuk penyimpangan.

Tasawuf sendiri merupakan ilmu untuk memperkuat pondasi kita terhadap agama maupun pondasi kepercayaan terhadap tuhan, pengamalan ilmu tasawuf sangat mempengaruhi kualitas pada diri manusia dari sisi positif, dalam hal kualitas individu maupun kualitas bersosial, ilmu tasawuf mengajarkan semua hal itu agar setiap manusia yang mempelajarinya dapat menjadi pribadi yang berguna. Tujuan dari pengamalan ilmu tasawuf di antaranya dapat menyempurnakan iman dan taqwa manusia, mengamalkan ilmu tasawuf dapat memperkuat hubungan seorang muslim dengan Allah, meningkatkan ketaqwaan dan akan mudah mengamalkan ajaran islam, tidak hanya sampai disitu tujuan pengamalan ilmu tasawuf agar mudah mengendalikan diri sendiri dari hawa nafsu, apabila seorang muslim dapat mengendalikan hawa nafsunya maka ia sukses dalam mengamalkan ilmu tasawuf. 

Pengamalan dalam ilmu tasawuf sangatlah penÆŸ ng karena apabila hanya mengetahui tanpa adanya pengamalan maka ilmu tasawuf hanya sekedar ilmu yang tidak memberikan efek tapi apabila ilmu tasawuf ini bisa diamalkan maka ilmu tasawuf ini dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik karena dapat terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah dan bisa menjadi pribadi muslim yang baik.

Penulis :Rizky Fadilah 

Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun