Mohon tunggu...
Rizky Fadilah
Rizky Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah

Jurnalistik (11220511000015)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akidah Sebagai Landasan Utama Membentuk Akhlak Mulia

16 Oktober 2023   00:36 Diperbarui: 27 Desember 2023   15:50 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut W. Montgometry Watt, Aqidah sebagai salah satu istilah dalam Islam yang mengalami perkembangan Dalam penggunaannya. Akidah adalah tali iman yang terikat kuat di dalam hati, mengakar dalam jiwa, dan menjadi dasar terbentuknya kepribadian muslim yang tercermin pada sikap, baik personal maupun sikap sosial. Selain itu tercermin juga pada perilaku personal maupun sosial dalam interaksi seseorang dengan sesama manusia, alam, dan makhluk hidup.

Akhlak menurut Al Ghazali (wafat 550 H/ 1111 M) adalah keadaan jiwa yang tertanam secara mendalam dan melahirkan tindakan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan titik sejalan dengan Al Ghazali, Ibnu maskawaih (W 421 H/ 1030 M) menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Jiwa merupakan sumber mata air yang memancarkan akhlak. Jika jiwa seseorang bersih, maka akhlak yang dipancarkannya pun terpuji jika jiwa yang kotor maka akhlak yang dipancarkan tercela.

Aqidah manusia memiliki beberapa fungsi, pertama, tajwid Al Hayat yaitu memberikan orientasi pada hidup dan kehidupan sehingga tujuan hidup seseorang yang beriman itu jelas, yakni mencari keridhan Allah SWT. Kedua tanwir Al Hayat menyinari hidup dan kehidupan sehingga kehidupan orang beriman tercerahkah dengan ajaran Allah SWT bahwa hidup itu ibadah dan perjuangan. ketiga, tarik Al Hayat menggerakkan hidup Sehingga kehidupan orang yang beriman bermakna dengan terisi dengan kegiatan yang bermakna pula karena menyadari hidup di dunia itu singkat.  keempat, tawzin Al hayat, menjadikan hidup seimbang antara orientasi dunia dan akhirat.

Dengan landasan Aqidah yang kuat hidup dan kehidupan orang beriman menjadi mantap, memiliki makna hidup, dan hidup menjadi bermakna. Mereka memiliki orientasi hidup yang jelas hidup mereka tercerahkah dengan ajaran Allah SWT. Memiliki hidup yang dinamis dengan etos kerja, amal Sholeh, serta karya dengan pola hidup yang seimbang antara orientasi dunia dan akhirat.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak hanya ditentukan oleh Kualitas fisik, kualitas intelek, dan kualitas lingkungan, tetapi juga ditentukan oleh kualitas mental yang Bahkan menjadi inti yang menentukan kualitas SDM. tetapi ditentukan oleh kualitas akidah yang Teguh, kokoh, dan militan yang terbentuk kualitas manusia bermental baja dalam mempertahankan pendirian yang benar. Manusia yang memiliki keteguhan hati seperti batu karang di tengah samudra, akan tetap tegak walaupun diterjang ombak bertubi-tubi dengan berbagai arah.

Keteguhan hati merupakan buah iman dan kesadaran yang dikuatkan dengan pendidikan, pelatihan mental, yang bersinambung untuk menarik keuntungan dunia serta akhirat. Keteguhan hati pada diri seseorang yang beriman tidak datang tiba-tiba tetapi harus produktif metode menjemput bola melalui usaha memilih cara yang terbaik, dan berjuang jika semua langkah dilakukan dengan baik dan benar maka niscaya Allah SWT akan menolong dan mengukuhkan pendirian diri orang-orang beriman.

Faktor yang paling menentukan kegagalan atau keberhasilan seseorang dalam bekerja, meneliti karier, menjalani hidup, dan kehidupan tidak terletak pada kecerdasan intelek mereka tetapi pada kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Salah satu indikator adalah sikap tidak putus asa dalam menghadapi kegagalan, hambatan, dan rintangan dalam perjuangan meraih keberhasilan meskipun tantangan dan rintangan itu datang bertubi-tubi. Seseorang muslim dengan Aqidah yang mantap dan bekerja dengan kekuatan Allah, memiliki modal untuk menjadi pribadi yang Istiqomah titik memiliki motivasi yang kuat bertahan dengan segala keadaan, ajak dalam sikap, produktif dalam bekerja, memiliki pendirian Teguh, tidak mudah menyerah dengan keadaan, cerdas secara emosi dan rohani, memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki kepribadian stabil, serta memiliki tujuan hidup yang jelas menjadikan hidup yang singkat ini seluruhnya bernilai ibadah dan membawakan kebaikan dirinya dan lingkungan sosialnya. Jadi, merupakan keharusan fundamental bagi setiap pribadi muslim.

semoga artikel ini bermanfaat

Penulis:Rizky Fadilah

Dosen pengampu mata kuliah : Prof.Dr.H. Asep Usman Ismail

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun