Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar istilah “insecure”. Akhir-akhir ini, anak-anak muda—khususnya para Gen Z—acap kali diliputi rasa insecure yang sungguh menyiksa batin.
Namun, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan rasa insecure?
Dalam bukunya, Peter Gill mendefinisikan insecure atau insecurity sebagai sebuah perasaan rendah diri yang dirasakan seseorang, sampai-sampai orang tersebut menilai bahwa dirinya tidak cukup baik, tidak mampu, bahkan tidak berguna dalam menjalani kehidupannya.
Rasa insecure sangat erat kaitannya dengan keadaan mental seseorang. Perasaan rendah diri dan merasa tak berguna, bila dibiarkan tumbuh dan mengakar dalam diri seseorang, maka berpotensi “mencederai” diri mereka sendiri, baik secara fisik maupun batin. Oleh sebab itu, rasa insecure harus dibuang jauh-jauh.
Dan untuk menghindari perasaan insecure yang berlebihan, simaklah beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi perasaan tak baik itu.
- Berpikir positif
Harimu buruk? Atau kamu sedang merasa tidak baik-baik saja dalam menjalani hidupmu kini? Tidak apa. Kamu tidak sendirian, kok. Semua orang pasti pernah mengalami hal serupa. Upaya yang dapat kamu lakukan adalah, sebisa mungkin arahkan pikiran dan perhatianmu pada hal-hal yang baik, yang positif, yang dapat menyenangkan hati dan pikiran. Sejatinya, perasaan insecure lahir dari pikiran yang menguarkan aura negatif. Oleh karena itu, mulailah untuk memikirkan hal-hal yang membahagiakan!
- Fokuslah pada kelebihan dan jangan ratapi kekurangan!
Perasaan rendah diri dan tidak berharga bisa juga datang dari “terlalu dalam merenungi kekurangan-kekurangan diri sendiri”. Ketahuilah bahwa setiap manusia tercipta dengan keseimbangan; ada kelebihan, ada pula kekurangan. Sebisa mungkin, perkecillah kekurangan diri dengan upaya yang tulus dari hati. Tapi di atas segalanya, ketahuilah bahwa kamu memiliki talenta yang amat luar biasa. Dan talenta kerenmu itu dapat menambal celah kekurangan yang sering kali membuatmu merasa insecure. Mulai saat ini, ketimbang bersedih atas kekurangan yang kamu punya, lebih baik kamu rayakan talenta dan kelebihan-kelebihanmu yang luar biasa. Oke?
- Jangan pernah membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain
Di era informasi dan media sosial, sangat mudah bagi seseorang untuk merasa rendah diri lantaran dia membandingkan kehidupannya dengan kehidupan yang orang lain miliki di media sosial. Hei, kamu harus tahu satu hal, bahwa tidak selamanya apa yang tampak di layar ponselmu sama seperti apa yang sesungguhnya terjadi. Orang-orang yang kamu lihat sukses di dunia maya, belum tentu benar-benar memiliki hidup yang sempurna di dunia nyata. Begitupun sebaliknya.
Mulai sekarang, berhentilah membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Setiap orang punya takdirnya masing-masing. Bila saat ini kamu merasa hidupmu belum cukup baik dan dirimu merasa “kecil” bila dibandingkan dengan teman-temanmu yang lain: hei, bersabarlah... waktu baikmu akan tiba, kok. Waktu-Nya selalu yang terbaik, bukan? Jadi, apa yang harus kamu takutkan? Kamu hanya tinggal bekerja, berdoa, dan menunggu waktu baikmu datang sesuai timeline yang sudah diatur-Nya. Semuanya akan baik-baik saja. Percayalah...
- Rasa syukur di atas segala-galanya
Ketimbang bersedih atas hal-hal ataupun pencapaian-pencapaian yang belum kamu raih, lebih baik syukurilah segala hal yang sudah dianugerahkan-Nya kepadamu secara cuma-cuma. Bukankah setiap tarikan dan embusan napasmu pun sudah merupakan karunia yang tak ternilai harganya? Lalu, mengapa kamu harus merasa insecure dan tak berharga—padahal sejatinya kamu sudah mempunyai segala sesuatu yang jauh lebih bernilai dibandingkan emas dan permata?
Pada 1897, Johnson Oatman, Jr. pernah menulis sebuah kidung indah yang berjudul Count Your Blessings, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Hitunglah Berkat-berkatmu.