Mohon tunggu...
Rizkyel
Rizkyel Mohon Tunggu... -

Gemar membaca sejak kecil dan aktif menulis semenjak akun Wattpad-nya, Rizkyel, menelurkan cerita pertamanya pada pertengahan tahun 2016. Selain telah menerbitkan buku pertamanya yang bertajuk Vivace secara independen, cowok kelahiran 16 November 1999 yang menyukai musik (khususnya piano), warna hitam, dan segala yang beraroma 'gelap' ini juga memiliki beberapa karya lain yang dipublikasikannya di 'Dunia Jingga'.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gemar Membaca, Sebanyak Inikah Keuntungannya?

7 Juli 2017   08:35 Diperbarui: 12 Agustus 2017   03:15 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan masa kini telah mengalami perkembangan di berbagai segi. Cara belajar inkonvensional berlatar teknologi canggih pun makin marak di era globalisasi yang merupakan tuntutan instagnasi arus zaman. Namun, seberagam apa pun cara dan kiat-kiat yang diperdebatkan demi mencapai kualitas belajar terbaik, membaca adalah salah satu kunci penting yang mengontrol berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dijalankan.

Selain berguna untuk perkembangan intelektualitas seseorang dalam proses belajar, membaca juga membawa dampak baik lainnya bagi siapa pun yang mengamalkannya secara tekun, antara lain:

Sebagai penanda kualitas kepribadian. The Looking Glass Self Theoryatau Teori Cermin Diri mengklaim tentang kepribadian seseorang dapat terbentuk dari apa yang dikatakan orang lain tentang diri individu yang berkaitan. Orang yang gemar membaca memiliki kepribadian yang beragam macam.

Tanpa dijelaskan secara gamblang pun, cerminan kepribadiannya akan tampak lantaran karakter dalam dirinya telah terbangun oleh bacaan-bacaan yang dilahapnya. Pembaca karya-karya Shakespears sudah barang tentu mendekap sifat romantis dalam dirinya---entah sedikit ataupun banyak. Begitupun mereka yang kerap mengonsumsi bacaan-bacaan lain, seperti Frederik Backman, Peter L. Berger, John Steinback, atau Y.B. Mangunwijaya sekalipun.

Untuk menyempurnakan 'tampilan' luar dan dalam. Para perempuan mendewakan inner beautysebagai indikator cantik yang (kebanyakan dari mereka menganggap) 'harus' dan 'mutlak' dimiliki. Paduan antara paras rupawan dan pemikiran cemerlang menjadi definisi 'cantik' yang sempurna. 

Bahkan, tak sedikit para feminis garis keras yang mengutuki perempuan-perempuan berfisik molek namun memiliki otak yang 'kosong'. Di sanalah kegiatan membaca dijadikan sebagai siasat yang dianggap ampuh untuk 'menyempurnakan' tampilan mereka yang berusaha tidak hanya memiliki 'outer' sedap dipandang mata, tapi juga dibarengi dengan 'kapasitas tampung' pengetahuan yang memadai. Kalau begitu, bukankah dengan membaca dapat membuat Anda---para perempuan---menjadi terlihat berkali-kali lipat lebih cantik?

Agar memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah secara inovatif. Layaknya detektif dalam cerita-cerita misteri, orang-orang berminat baca tinggi mempunyai cara-cara di luar nalar untuk menyelesaikan masalah yang tengah mereka hadapi. Strategi semacam Segitiga Peircetidaklah diciptakan oleh seseorang yang 'buta literasi', melainkan dia yang mengubah bacaan-bacaan berbobot menjadi cabang-cabang pengetahuan yang terus merambat dalam pikirannya yang disesaki oleh fakta, ilmu, pertimbangan matang, dan hal-hal lain yang berguna bagi penumbuhkembangan cara-cara mengatasi kesulitan. Perbanyaklah mencermati bahan-bahan bacaan berkualitas, supaya proses pemecahan masalah mampu dilakukan ibarat sedang bermain petak umpet yang amat menyenangkan; butuh keakuratan, pertimbangan, dan pengeksekusian yang tidak sembarangan!

Dapat memperbanyak kenalan. Bagian ini bukanlah termasuk ke dalam kriteria friends with benefits alias Teman-Situasional---atau orang-orang yang menjalin hubungan pertemanan hanya demi mendapatkan keuntungan saat membutuhkan sesuatu. Punya kenalan yang pintar lantaran hobi membaca dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi memang menyenangkan. Banyak orang yang ingin berteman dengan mereka yang memiliki tingkat intelektualitas di atas rata-rata. 

Apalagi bagi para pelajar masa kini yang pikirannya telanjur diberangus oleh hal-hal instan yang enggan menguras 'kerja keras' otak. Diberi contekan saat ujian, mendapat bantuan full sewaktu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pengajar, dan sebagainya, merupakan keuntungan yang sekaligus merugikan. Seharusnya, memiliki teman berpengetahuan luas bisa dimanfaatkan untuk menggali bersama-sama ilmu hingga ke akar-akarnya, bukan malah menyiasati si teman demi kepentingan diri sendiri karena malas belajar. 

Untuk kalian yang memiliki sahabat, teman, ataupun pacar yang cerdas dalam cara pandang dan gemar menuntut ilmu, manfaatkanlah mereka sebagai partner belajar, jangan dijadikan sebagai objek 'keuntungan yang merugikan', karena akibat buruknya akan menimpa Anda yang melakukan hal demikian dan bukanlah teman ataupun pacar Anda itu! Percayalah juga bahwa kecerdasan dapat membantu Anda dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain!

Sebagai penyedia topik bahasan yang natural sehingga obrolan antara Anda dan kerabat terasa 'hidup'. Bayangkan Anda sedang melakukan perjalanan menggunakan kereta, sayangnya, karena satu dan lain hal, kereta yang akan Anda tumpangi itu mengalami keterlambatan hingga beberapa jam ke depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun