Sering kita jumpai berita di televisi, artikel, atau bahkan di grup whatsap keluarga tentang berita petani yang membuang hasil panennya ke sungai atau ke tempat pembuangan. Hasil panen yang dibuang petani jumlahnya tidak sedikit, bahkan hingga beberapa ton.
Banyak netizen yang menyayangkan tindakan petani tersebut. Saya pun yang kuliah di bidang pertanian pada awalnya juga turut menyayangkan tindakan petani tersebut. Sampai akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk wawancara dengan ketua kelompok tani di daerah Magetan dan saya mendapat pencerahan tentang hal itu.
Ternyata alasan petani membuang hasil panennya adalah untuk menstabilkan harga komoditas yang berada di pasar ketika harga suatu komoditas jatuh. Dengan membuang hasil panennya, berarti petani mengurangi stok hasil panen komoditas yang beredar di pasaran. Melimpahnya stok komoditas di pasaran sering terjadi ketika panen raya.
Ketika hasil panen yang dijual di pasaran memiliki stok yang cukup banyak dan kebutuhan atau permintaan konsumen sedikit maka harga jual dari komoditas tersebut akan turun. Dalam kondisi seperti ini hukum ekonomi supply and demand berlaku, jika suplai memiliki jumlah yang lebih banyak dan permintaan atau kebutuhan sedikit maka harga akan turun, sebaliknya jika suplai rendah dan kebutuhan tinggi maka harga akan naik.
Mungkin kebanyakan dari kita akan berpikir bahwa dengan tetap menjual komoditas dengan harga rendah akan mampu mengurangi kerugian dari petani dan petani akan tetap mendapatkan pemasukan. Ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Menurut para petani, ketika harga suatu komoditas jatuh, harga sangat sulit untuk dinaikan kembali ke harga normal. Sehingga jika tidak menginginkan harga komoditas jatuh maka cara yang paling mudah adalah dengan membuang hasil panen tersebut.
Cara petani untuk mengurangi stok komoditas yang berada di pasaran ada banyak, tidak hanya dengan cara dibuang, akan tetapi dengan cara diberikan kepada para tetangga, dijadikan pakan ternak, atau diolah menjadi barang lain.
Pembagian hasil panen hanya dilakukan ke tetangga terdekat saja atau sesama petani dan tidak diberikan kepada orang lain yang tidak dikenal. Hal itu dikarenakan jika kita memberikan kepada orang lain yang tidak dikenal ada kemungkinan orang yang sudah mendapatkan komoditas yang dibagikan tidak akan membeli komoditas tersebut pada esok harinya.
Sebetulnya mengolah hasil panen menjadi bentuk lain merupakan opsi terbaik daripada harus membuang. Akan tetapi hanya sedikit petani yang mampu melakukannya, hal tersebut dikarenakan untuk mengolah hasil panen memerlukan modal yang cukup besar untuk membeli peralatan dan mesin yang diperlukan.
Komoditas hortikultura kebanyakan bersifat perishable atau mudah membusuk. Sehingga komoditas hortikultura harus dijual secepat mungkin atau disimpan dengan menggunakan treatment khusus. Akan tetapi penyimpanan komoditas hortikultura dengan kapasitas besar memerlukan peralatan dan penanganan khusus dan hal tersebut hanya petani tertentu saja yang mampu melakukanya.