Mohon tunggu...
Rizky Damary
Rizky Damary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Artificial Intelligence dan Pengangguran Massal?

19 Mei 2024   14:30 Diperbarui: 19 Mei 2024   14:44 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dari belia, pekerjaan umumnya dilakukan oleh manusia, tidak peduli seberapa kecil atau besar dampak yang diberikan dari adanya pekerjaan tersebut. Manusia memiliki kepercayaan kepada manusia lain untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Kepercayaan ini sudah ada dari zaman dahulu dengan bagaiamana dunia berkembang hingga sekarang. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, beberapa inovasi dan penemuanditemukan untuk memberikan efisiensi pada proses tersebut.

            Pada bidang pertanian, traktor yang menggantikan petani membajak lahan-lahan. Pada bidang translasi, google translate yang mengurangi kebutuhan akan penerjemah bahasa asing. Pada bidang perbankan, ATM yang menguranagi peran teller bank serta berbagai teknologi lainnya yang mulai menggusur berbagai lapangan pekerjaan. Namun, bahaya yang muncul dan dapat mengubah tatanan kehidupan dunia secara massal adalah penemuan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan.

            AI merupakan sebuah sistem yang dapat dianalogikan sebagai pedang bermata dua, dapat memberikan kemudahan dan kesulitan di saat yang bersamaan dengan penggunaannya. Dengan AI, seseorang dapat menciptakan sebuah tulisan dari nol hanya dengan input gagasan utama, seseorang dapat melakukan coding tanpa membutuhkan kemampuan dasar programmer, seseorang dapat membuat sebuah mahakarya tanpa perlu kemampuan dasar artistik serta segudang hal lain yang dapat direalisasikan dengan bantuan AI.

            Lalu? apakah hal tersebut baik secara keseluruhan? tentu tidak. Melalui contoh yang diberikan, AI dapat mengurangi kemampuan dasar bahasa manusia, menghilangkan lapangan kerja fresh graduate rumpun ilmu komputer, dan menghambat motivasi para seniman muda. Bagaimana AI mempengaruhi hal-hal kecil dapat berakibat pada masalah-masalah besar di bumi yaitu pengangguran. Berkembangnya AI dapat membunuh banyak lapangan kerja dan mengurangi kebutuhan akan jasa-jasa tertentu.

            Ancaman ini bahkan mendorong Amerika Serikat, sebuah negara adidaya, meregulasi AI karena ditakutkan dapat menimbulkan pengangguran secara massal. Namun, di Indonesia sendiri, masalah tersebut belum seperti yang ada di Amerika Serikat. Alasan-alasan yang mendasari hal ini berasal dari nilai-nilai yang sudah mengakar di Indonesia. Nilai tersebut adalah “gotong royong”. Berbeda dengan di Amerika Serikat, sifat individualistis lebih kuat dibandingkan dengan Indonesia. Sehingga, memudahkan transisi AI ke kehidupan sehari-hari.

            Kondisi tersebut tentunya berbeda dengan Indonesia yang menjunjung tinggi rasa gotong royong, masyarakat memiliki kepercayaan satu sama lain dan rasa membantu antarsesama. Alasan sederhana tersebut merupakan alasan mengapa dengan adanya perkembangan teknologi berupa Artificial Intelligence tidak berdampak di Indonesia seperti negara-negara lain. Hal tersebut adalah poi yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun