- Pengertian Nilai
Menurut Dictionary of Sosciology and Related Sciences, Nilai atau Value merupakan kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat yang melekat pada sesuatu. Di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan-dambaan dan keharusan.
Nilai yang terdapat dalam Pancasila sangat penting bagi para pemuda generasi penerus bangsa. Kemajuan suatu bangsa adalah yang memiliki generasi penerus yang mampu bersaing dengan bangsa lain dalam hal apapun dan yang akan melakukan itu adalah para pemuda-pemuda bangsa itu sendiri, mereka akan menggantikan para generasi-generasi terdahulu yang sudah termakan usia dan "tidak lagi" mampu bersaing dengan generasi baru bangsa lain.[1]
Pemuda adalah ruh dari suatu bangsa yang menjadi motor penggerak karena pemuda lah yang akan dituntut untuk melanjutkan bangsa,melawan ketidakadilan yang terjadi  dan menggerakkan suatu bangsa itu menuju peradaban yang lebihh maju dengan semangat baru yang menggelegar namun semangat baru itu harus tetap dibekali dengan nilai-nilai yang benar dan luhur agar para generasi penerus mampu mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan yang diharapkan oleh para pendiri-pendiri bangsa yang telah mewariskan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
- Pemuda dan Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Terdapat nilai-nilai dalam pancasila, khususnya nilai Pancasila tentang Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan kenapa nilai dalam Pancasila itu sangat penting bagi para penerus bangsa. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berperan sebagai " Dasar Modal Bangsa dan Negara Republik Indonesia" sebagaimana yang dinyatakan oleh Bung Hatta "Akibat daari perubahan urutan sila yang lima itu, sekalipun ideologi negara tidak berubah karenanya, ialah bahwa politik negara mendapat dasar moral yang kuat. Ketuhanan Yang Maha Esa tidak lagi hanya dasar hormat menghormati gama masaing-masing seperti yang dikemukakan oleh Bung Karno, melainkan menjadi dasar yang memimpin ke jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran dan persaudaraan".[2]
Dari pernyataan Bung Hatta di atas jelaslah bahwa peranan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sangat diperlukan para pemuda karena menjadikan Tuhan selaku satu-satunya sumber aspirasi dan sumber motivasi dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Para pemuda harus sadar bahwasanya tuhan adalah satu-satunya zat Yang Maha Berkuasa di atas segalanya, tempat kita meminta pertolongan, mengharapkan ridho, jalan yang lurus dan benar, tempat kita mencari kebenaran dan percaya akan sesuatu.
Upaya untuk mencetak generasi penerus yang berkualitas, cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia tentu tidak lepas dari berbagai hambatan. Hambatan tersebut di antaranya adalah masuknya budaya asing ke Indonesia yang sebagian besar cenderung menjurus pada hal-hal yang negatif. Akibatnya, generasi muda semakin meninggalkan akar budaya luhur bangsanya dan cenderung mengikuti budaya negatif, seperti pergaulan bebas, sikap hidup boros dan glamour, serta penyalahgunaan narkoba. Budaya tersebut jelas sangat memengaruhi mental generasi muda. Mereka menjadi malas belajar, suka keluyuran pada malam hari bahkan mabuk tidak sadarkan diri. Mereka yang seharusnya menjadi generasi penerus cita-cita bangsa hanya akan memperburuk citra negara. Akibatnya, negara ini akan kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas. Â Oleh karena itu, pelaksanaan nilai Pancasila harus benar-benar dilakukan pada para pemuda penerus bangsa.[3]
Pada era modern saat ini para pemuda Indonesia dan pengamalannya terhadap Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sudah mulai tergerus oleh modernisai yang menjurus terhadap hal-hal yang negatif karena para pemuda sudah terjangkit virus modernisasi seperti game, pornografi dan sebagainya yang bahkan dapat melupakan tuhan sebagai suatu zat Yang Maha Berkuasa karena para pemuda saat ini terlalu sibuk dengan dunia yang fana, individual tanpa ada rasa sosial, tanpa ada persatuan, banyak pemuda yang tidak mengetahui cara beribadah menurut agamanya, bahkan banyak sekali ditemukan agama hanya sebatas di tanda pengenal saja tanpa ada pengamalan terhadap agama tersebut sedikitpun, dengan perilaku seperti itu para generasi bangsa akan rusak, tidak memikirkan tentang masa depan mereka sendiri dan bagaimana masa depan bangsa ini jika para generasinya telah rusak, acuh terhadap kemajuan bangsa kedepannya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sangat berpengaruh untuk memperbaiki perilaku-perilaku para generasi modern yang sudah terlalu jauh menyimpang dari ajaran agama dan norma masyarakat, sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan kita untuk berbuat baik sesuai ajaran agama sebagai petunjuk hidup manusia, mengajarkan kita tentang pencipta dan apa kedudukan kita di dunia ini dan sesuatu akan menjadi dasar untuk memperbaiki akhlak generasi tersebut, karena akhlak meliputi perilaku, tata krama dan pemuda akan lebihh taat terhadap agamanya sehingga ia akan merubah sikap dan sifatnya menjadi lebih baik dan ahlak yang sudah baik akan menjadi akar dari perubahan-perubahan positif berikutnya.
Untuk menanamkan nilai Pancasila tentang Ketuhan Yang Maha Esa, hendaknya dilakukan sejak dini. Tidak dipungkiri, pendidikan berperan penting. Pendidikan dimulai sejak dari keluarga. Keluarga, terutama orangtua hendaknya mendidik dan membimbing anak-anaknya tentang nilai-nilai Pancasila. Di lingkungan sekolah, banyak hal yang bisa dilakukan. Kita sebagai bangsa Indonesia, terlebihh sebagai pemuda Indonesia harus mengamalkan ajaran Pancasila, yaitu dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila secara terus-menerus, mendalam, dan sesuai perkembangan jaman. Generasi muda akan lebihh memahami arti bernegara dan kehidupan yang saling toleransi dalam kemajemukan bangsa apabila generasi muda memiliki pemahaman yang benar tentang Pancasila. Selain itu, pemuda juga perlu meningkatan pendidikan norma agama, adat-istiadat, dan bimbingan dari orang tua, sehingga tata sopan santun tersebut dapat ditanamkan dan diajarkan pada para generasi muda bangsa Indonesia.[4]
Sebagai aksi nyata untuk mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap para generasi adalah dengan adanya bimbingan dari orang tua tentang keagamaan, lingkungan yang lebihh religius, adanya kegiatan-kegiatan yang bertemakan keagamaan dan kegiatan itu harus melibatkan para pemuda entah sebagai anggota atau hanya sebagai penonton, pemuda harus diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk berpartisipasi di dalam masyarakat tanpa harus melihat umur namun harus melihat kepantasannya.
- Opini