Desa Jambesari, sebuah desa dengan begitu banyak keragaman dan keunikan. Mungkin sebagian besar orang masih terasa asing mendengar nama Desa Jambesari. Desa Jambesari merupakan salah satu dari dua desa yang berada di Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi. Desa ini berdampingan dengan Desa Kemiren, Grogol, Tamansuruh, dan Kelurahan Boyolangu. Desa Jambesari memiliki 5 dusun yaitu Dusun Delik I, Delik II, Jambean, Mangli, dan Langring.Â
Setiap dusun berisikan permukiman warga dan dipisahkan dengan hamparan sawah yang luas, sehingga sebagian besar profesi yang digeluti masyarakat Jambesari adalah sebagai petani. Pertanian di daerah ini sebagian besar didominasi oleh padi, namun tidak jarang ditemui tanaman cabai, tomat, dan lain sebagainya. Selain petani, masyarakat desa ini juga berprofesi sebagai kuli bangunan, guru, dan beberapa masyarakat memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah.Â
Pada awal tahun 2019 Desa Jambesari mengalami peningkatan dalam hal perekonomian karena adanya event Kucur Sewu atau Kucur Seribu, namun sejak tahun 2020 dengan hadirnya Coronaviruses (Cov) desa ini mulai mengurangi aktivitas sosial karena pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa pandemi covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada 30 Desember 2019 dengan memberikan informasi berupa "pemberitahuan segera tentang pengobatan pneumonia dari penyebab yang tidak diketahui." Saat ini covid-19 sudah merebak di seluruh Indonesia tidak terkecuali kabupaten Banyuwangi. Per 4 September 2021 kasus terkonfirmasi positif sebanyak 13.326 jiwa sehingga untuk selanjutnya Banyuwangi ditetapkan sebagai zona kuning dan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Melalui KKN BTV III Universitas Jember, Mohammad Rizky Pratama sebagai salah satu mahasiswa pelaksana KKN dari kelompok 1 berupaya melakukan aktivasi kegiatan operasional BUMDes dengan melakukan tata kelola internal BUMDes melalui rekonstruksi laporan keuangan dan tata kelola usaha BUMDes. Kegiatan diawali dengan pemberian pelatihan bertajuk workshop. Workshop diadakan sebanyak 3 kali secara berkala, kegiatan pelatihan diadakan sejak tanggal 22 Agustus -- 26 Agustus 2021.Â
Dengan materi mulai dari pengenalan akuntansi dasar seperti persamaan dasar akuntansi; standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; siklus akuntansi; sampai dengan pelaporan laporan keuangan yang baik dan benar.Â
Setelah memberikan pelatihan kepada pengurus BUMDes, Rizky memberikan pendampingan penyusunan laporan keuangan sampai dengan simulasi pelaporan keuangan. Setelah mendapatkan output berupa laporan keuangan, selanjutnya pengurus BUMDes mempresentasikan laporan keuangan tersebut kepada perangkat desa, BPD, dan pendamping desa sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban.Â
Pasalnya sebab dari BUMDes tidak lagi mendapatkan permodalan dari pemerintah desa adalah tidak adanya laporan keuangan yang sesuai dengan standar. Sehingga dengan adanya laporan keuangan yang lebih baik, BUMDes bisa mendapatkan permodalan kembali. Selanjutnya setelah program laporan keuangan rampung, Rizky bersama pengurus BUMDes melakukan tata kelola usaha BUMDes dengan membersihkan sekretariat BUMDes yang digunakan sebagai toko dan selanjutnya membuat brosur untuk kembali memperkenalkan BUMDes Arum Sari kepada masyarakat sekitar.
Pada dasarnya BUMDes Arum Sari memiliki potensi yang begitu besar untuk berkembang, tidak adanya usaha percetakan dan fotocopy di desa Jambesari menjadi peluang yang bagus untuk mengembangkan usaha. Aset berupa mesin print, scan, dan fotocopy dapat dimanfaatkan, lalu ilmu-ilmu yang telah didiskusikan bersama mengenai laporan keuangan dapat dibagikan kepada penerus kepengurusan BUMDes Arum Sari, "Terus terang saja sebelum ada teman-teman KKN, pelaporan dari BUMDes Jambesari itu sedikit kurang begitu baik tetapi ketika dibantu dari teman-teman KKN Universitas Jember Alhamdulillah kemarin ketika pelaporan keuangan dapat applause ataupun dapat pujian dari para perangkat desa, dan juga para BPD."Â
Ucap Sodikin selaku pengurus BUMDes Arum Sari yang menjabat sebagai ketua. Realisasi program kerja yang direncanakan oleh Rizky bersama dengan perangkat desa dan pengurus BUMDes dapat terlaksana dengan baik dan outcome yang didapat juga sesuai dengan kebutuhan. Semoga dengan hadirnya KKN Back to Village III ini BUMDes Arum Sari bisa kembali aktif dan program kerja yang telah terlaksana bisa bersifat sustainable. (Mohammad Rizky Pratama/KKN BTV III/Kelompok 01/Jambesari/Giri/Banyuwangi/Edy Hariyadi, S.S., M.Si)