Mohon tunggu...
Rizkya Nurunnisa
Rizkya Nurunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - A Learner

Political Science Student at Padjadjaran University

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jurang Resesi Ekonomi di Depan Mata, Indonesia Harus Bagaimana?

23 Oktober 2022   19:28 Diperbarui: 24 Oktober 2022   05:30 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai bagaimana dampak resesi ekonomi bagi perekonomian Indonesia, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu resesi ekonomi. resesi ekonomi adalah kondisi dimana ekonomi suatu negara mengalami pertumbuhan negatif, resesi ekonomi terjadi karena adanya guncangan ekonomi seperti utang negara menumpuk, meningkatnya harga barang dan jasa sehingga daya beli masyarakat melemah, suku bunga tinggi, dan sebagainya. 

Ciri terjadinya resesi yaitu pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut, kegiatan impor lebih besar daripada ekspor, lapangan kerja menurun, kegiatan produksi dan konsumsi tidak seimbang.

Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, telah memperkirakan pada 2023 ekonomi global akan mengalami resesi, hal tersebut dipicu oleh kenaikan suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara. Bahkan melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini, banyak pengamat ekonomi yang memprediksi bahwa Indonesia juga sedang mengarah pada resesi. 

Nilai impor yang lebih besar dibandingkan ekspor, harga-harga barang komoditas yang semakin mahal, biaya listrik, bahan bakar minyak, dan pajak yang juga tak mau kalah melonjak tajam. Indikator-indikator inilah yang dijadikan sebagai dasar prediksi bahwa Indonesia telah mulai memasuki gerbang resesi ekonomi. Selain itu, tingkat daya beli masyarakat Indonesia saat ini juga menurun.

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu fenomena adanya guncangan ekonomi global, tidak terkecuali di Indonesia. Selama pandemi, pusat-pusat kegiatan sosial masyarakat terutama sektor ekonomi mengalami berbagai permasalahan. Secara garis besar, pandemi membawa dampak yang besar diantaranya daya beli masyarakat menurun, lemahnya tingkat investasi dan berhentinya proses impor dan ekspor di seluruh dunia.

Pandemi yang terjadi di seluruh Indonesia menjadikan pemerintah harus memberlakukan beberapa kebijakan agar kegiatan ekonomi berjalan dan kas negara tetap ada, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi defisit anggaran dari PDB, mengalokasikan sisa anggaran lebih untuk menambah dana sektor kesehatan, pengaman sosial dan memberikan intensif pajak serta stimulus kredit bagi UMKM. Selain itu, ada juga kebijakan fiskal dan moneter dengan cara mengalokasikan ulang dana APBN.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hadirnya pandemi hampir menghantarkan Indonesia ke jurang resesi, namun dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hingga saat ini serta tingkat resiliensi masyarakat Indonesia yang cukup kuat, dengan memberikan stimulus fiskal dan moneter yang diberlakukan pemerintah cukup menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi, pemilik usaha dan masyarakat pun dapat menggerakan roda ekonomi kembali. 

Dalam menentukan kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah mengadopsi salah satu pendekatan ekonomi politik Neo-Keynesian, karena menurut Keynes upaya terbaik untuk menghindari resesi adalah dengan menjaga ekonomi untuk terus berputar.

Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih bergantung pada tingkat konsumsi domestik dan tidak bergantung pada perdagangan internasional, namun tetap saja pertumbuhan ekonomi tidak bisa lepas dari aktivitas perdagangan internasional dengan mitranya. Fenomena resesi ekonomi ini nyata adanya, maka dari itu pemerintah dan juga masyarakat harus tetap waspada serta mempersiapkan rencana strategis untuk menghadapi resesi ekonomi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun