Tidak bohong jika kadang aku merasa hidup hanya akan seperti tembakau yang berasap,di hisap atau tidak sekalipun dia akan tetap habis
Hidup adalah waktu,dengan atau tanpa berlari sekalipun ia akan terus berjalan
Pekerjaan,cinta,karya, akan tiba masanya bertemu muaranya,baik atau tidak baik,indah atau tidak indah,berharga atau tidak berharga sekalipun ujungnya . . .ia tetap bernama 'di muara'
Tapi terkadang hidup terlalu adil
Bagaimana harus berani,seperti bayi yang belajar berjalan,jika ia berani jatuh dia pasti akan bisa,bahkan lebih cepat..
Bagaimana harus bertahan,seperti..jika kamu tidak makan hari ini,esok,atau lusa kamu akan mati,pasti..
Tetapi betapa sedihnya jika untuk berani adalah bagaimana menunjukan bahwa ia yang unggul, bahwa ia yang terkuat,bahkan berani untuk mendorong yang lain hingga tersungkur
Juga betapa menyedihkannya ketika harus bertahan sama dengan isyarat bahwa ia yang nomor satu,ia yang layak,bahkan saling menjatuhkan
Namun betapa indahnya jika untuk berani adalah belajar dan benar,pertama adalah bagaimana belajar untuk menerima kekalahan dan kemudian bagaimana melakukan yang benar agar tidak kembali salah
Dan betapa indahnya bila untuk bertahan adalah sabar dan percaya,tidak akan terjatuh atau menjatuhkan yang terpenting,karna saat kita terjatuh yakini dan sabar bahwa ini hanya kesakitan kecil untuk mendapatkan kekuatan yang besar
Inti dari tujuan bukanlah hasil akhir,tapi bagaimana perjalanan entuk mencapai hasil akhir . . .
Ini hidup,dan seperti ketika kamu berjalan untuk menghampiri seseorang lalu ada yang mengganggumu atau meneriaki kata-kata sampah dari kejauhan telingamu,maka berlalulah,ingat . . . hanya abaikan ! ! ! jangan membalik badan atau bahkan kau kembali berjalan menghampiri yang mengganggumu,karna itu hanya membuang waktu menjadi lebih lambat untuk ke tujuan semula dan akan memunculkan satu kemungkinan,yaitu hilangnya tujuan awalmu entah lebih cepat orang menghampirinya atau mungkin terlalu lama ia menunggu dan lelah . . .