Mohon tunggu...
Moch Rizky Ali Khafidh
Moch Rizky Ali Khafidh Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pesona Gunung Penanggungan yang Katanya Cocok bagi Pemula

24 Juni 2024   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2024   23:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kabupaten Mojokerto memang menyimpan keindahan alam yang luar biasa khususnya Kecamatan Pacet dan Trawas yang merupakan daerah dataran tinggi mulai dari air terjun, sumber air panas, sampai pegunungan.

Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung yang berada di Kota Mojokerto yang memiliki ketinggian 1600 mdpl. Gunung ini memiliki 2 jalur pendakian resmi yaitu via tamiajeng, jalur yang paling sering dilewati oleh para pendaki dan satu lagi via jolotundo yang tak kalah indah pemandangannya. Jarak antara pos pendaftaran via tamiajeng dengan bundaran pacet yang terkenal itu ditempuh kira-kira selama 30 s/d 45 menit. Jalur pndakian via tamiajeng tidak memiliki sumber air sehingga para pendaki diharuskan membawa bekal minuman dari bawah. Tapi tenang saja bagi pendaki yang lupa membawa bekal air minum, dibelakang pos pendakian terdapat sumber air yang sangat sejuk dan yang terpenting adalah bersih dan juga gratis sehingga para pendaki bebas membawa air minum sebanyak-banyaknya untuk bekal saat pendakian. Biaya registrasi masuk Gunung Penanggungan terbilang cukup murah yaitu sebesar Rp. 10.000 saja, dengan biaya sekian kita sudah disuguhkan pemandangan yang sangat memanjakan mata di sepanjang jalur yang mungkin sangat dirindukan oleh masyarakat perkotaan padat penduduk.

Jalur pendakian via tamiajeng memiliki 4 pos sebelum puncak bayangan dan puncak pawitra (puncak utama Gunung Penanggungan). Jalur antara pos pendaftaran sampai pos 1 terbilang cukup landai begitu juga dengan pos 1 ke pos 2 sehingga mungkin kondisi ini yang membuat banyak orang memberikan pernyataan bahwa Gunung Penanggungan cocok bagi pemula. Tapi jalur mulai menanjak mulai dari pos 2 ke pos 3, jalur semakin lama semakin menanjak sampai di pos 4 dan puncak bayangan. Meskipun begitu jalur pos pendaftaran sampai puncak bayangan masih terbilang cukup ramah bagi pendaki pemula sehingga statement "sebaiknya pendakian pertama dilakukan di Gunung Penanggungan!" masih relevan dan bisa diterima.

Namun kebimbangan mungkin akan merasuki para pendaki yang baru pertama kali melakukan pendakian dan dilakukan di Gunung Penanggungan pasalnya jalur pendakian dari puncak bayangan sampai puncak pawitra (puncak utama) tidaklah seramah jalur sebelumnya. Jalur yang terbentuk dari bebatuan dan dengan jalur yang terus menanjak tanpa ada bonus sama sekali membuat tenaga lebih cepat terkuras apalagi jika sebelum melakukan pendakian jarang melakukan olahraga dan latihan ketahanan jantung. Maka sangat disarankan sebelum melakukan pendakian baik di Gunung yang rendah atau yang paling tinggi sekalipun kita harus sering-sering melakukan olahraga dan latihan ketahanan jantung.

Umumnya para pendaki memiliki target harus bisa di Puncak sebelum matahari terbit karena memang sunrise di Puncak Gunung sangat indah apalagi ditemani secangkir kopi panas untuk menyeimbangi hawa dingin puncak gunung. Untuk bisa mencapai puncak gunung sebelum matari terbit biasanya para pendaki melakukan perjalanan dini hari bahkan ada yang jam 02.00 pagi yang mana pada waktu tersebut adalah puncak-puncaknya hawa dingin dan tidak ada penerangan sama sekali kecuali dari cahaya bulan, bintang dan senter. Kondisi tersebut tentu memerlukan kesiapan mental dan fisik yang kuat karena hal tersebut bukan hanya tentang melihat matahari terbit sambil menyeruput kopi, namun yang terpenting adalah keselamatan sampai puncak dan turun kembali. Selain itu, kerjasama antar teman yang baik juga menjadi faktor utama keberhasilan pendakian. Maka bijaklah dalam mengatur komunikasi dan kerjasama antar teman pendakian.

"Gunung memang menjanjikan keindahan, namun tidak menjanjikan keselamatan" pernyataan tersebut memang sangat benar karena alam bisa menjadi obat namun bisa juga menjadi ancaman, akan tetapi semua ancaman tersebut sebagian besar memang karena campur tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Namun kabar baiknya dewasa ini juga semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan sehingga sedikit demi sedikit kondisi alam juga mulai membaik. Dalam kondisi hujan, beberapa jalur pendakian tidak memperbolehkan untuk didaki karena mengantisipasi terjadinya resiko yang tidak diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun