Kue yang satu ini terbuat dari tepung beras yang dikukus dengan uap yang panas. Rasanya manisd ari gula aren. Biasanya ada kue putu ada bermacam varian dan rasa. Tapi pada umumnya, kue ini hanya bervarian warna hijau dari daun pandan dan warna putih yang berasal dari tepung beras.
Rasanya manis, padat dan cocok banget jadi teman ngopi setiap sore ataupun malam.Kue ini juga masih ada varian dari seperti namanya, yaitu Kue Putu Bambu. Jadi, ada yang masak dengan bambu ada juga yang tidak. Yang menggunakan bambu sebagai cetakan ini, biasanya masih tergolong tradisional, tapi kalau sudah pakai cetakan tertentu itu yang sudah modern, tapi yang paling nikmat itu pakai bambu.
Jika bambunya itu masih berwarna hijau, maka wangi kue putunya akan sangat, karena ada aroma bambunya dan rasanya biasanya lebih otentik. Tapi kalau bambunya sudah layu kecoklatan biasanya ini makin dicari oleh masyarakat. Penulis tidak terlalu mengerti mengapa demikian, katanya makin nikmat saja.
Padahal, menurut penulis, jika cetakan bambunya masih hijau alias masih baru, maka kuenya akan lebih nikmat karena cetakannya masih belum terendam air sangat lama, dan biasanya akan meninggalkan aroma yang sangat khas. Tapi, kalau cetakannya sudah kecoklatan biasanya sudah layu, dan rasanya tidak ada khasnya sama sekali. Namun, ini hanya opini tak perlu diperdebatkan.
Namun, ada juga kue putu yang dikukus dengan cetakan dari plastik, kalau yang sudah terbilang lebih modern. Bahkan, cetakan lebih bervarian kalau soal rasa sama saja.
Kue Putu sangat cocok jadi teman ngopi, biasanya larisnya kue putu ini ketika hujan turun, karena hangat disantap sangat enak dapat menghangatkan badan. Seilahkan berburu para pencinta Putu Bambu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H