Dari segi daya tahan, sablon plastisol lebih unggul dibandingkan sablon transfer. Hasil sablon plastisol lebih tahan lama dan tidak mudah pudar atau rusak meskipun sering dicuci. Sablon transfer, di sisi lain, cenderung lebih mudah memudar setelah beberapa kali pencucian, terutama jika digunakan pada bahan yang sering terpapar panas atau gesekan.
Namun, sablon transfer memiliki keuntungan dalam hal desain yang lebih mudah diproduksi, terutama untuk desain dengan banyak warna atau gradasi. Meskipun tidak sekuat sablon plastisol dalam hal ketahanan, sablon transfer tetap menjadi pilihan yang baik untuk produk yang lebih bersifat promosi atau untuk desain satuan.
Kesimpulan
Memilih antara teknik cetak plastisol dan sablon transfer sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan produksi anda. Jika anda membutuhkan hasil cetakan yang tahan lama dan jelas pada pakaian yang sering dicuci, sablon plastisol akan menjadi pilihan terbaik. Sebaliknya, jika anda membutuhkan kemudahan dalam mencetak desain kompleks dengan warna gradasi yang halus, sablon transfer bisa menjadi solusi yang tepat.
Setiap teknik sablon memiliki keunggulan dan keterbatasannya masing-masing. Dengan memahami perbedaan sablon plastisol dan transfer, anda dapat menentukan teknik yang paling sesuai dengan jenis produk yang ingin anda buat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
