Secara geografi Bangsa Mongolia mendiami wilayah di kawasan yang dilewati oleh Gurun Gobi. Karena topografi yang cenderung tinggi hal tersebut membentuk kondisi alam yang dingin dan juga kering. Kondisi ini yang membuat Mongol sering kali hidup secara nomaden, hal tersebut bertujuan untuk menyesuaikan kondisi alam dan kebutuhan mereka.Â
Mayoritas dari masyarakat mongol tinggal di dalam yurt. Yurt merupakan bangunan tradisional khas Mongolia, rumah ini berbentuk tabung lebar dengan ciri khas atap kerucut. Jenis model rumah ini sering kali digunakan oleh Bangsa Mongol karena nilai praktis dan mudah untuk dibangun
Selain itu, tradisi lain yang tidak kalah penting adalah praktek berkuda yang mana merupakan tradisi turun temurun sejak zaman Mongolia Kuno Genghis Khan. Tradisi penunggangan kuda sangat dijaga dan dilestarikan karena itu menandakan identitas mereka sebagai bangsa yang oriental.Â
Meskipun sekarang Mongolia merupakan wilayah yang sudah terkena modernisasi, tetapi hingga sekarang pemakaian kuda sebagai alat transformasi sehari-hari masih sangat umum. Karena itu tidak heran bahwa perkembangan populasi kuda sangat tinggi di daerah Mongolia.
Bangsa Mongol sendiri memiliki stereotype layaknya bangsa China dengan mata sipit dan berkulit kuning. Selain itu, kebudayaan bangsa Monglia juga terkenal dengan sejarah pengembangan kurensi modern yaitu uang kertas dan koin, serta penggunaan kertas sebagai media penulisan literatur.Â
Perekonomian domestik Mongolia terkategori sebagai ekonomi tradisional, didasari pada perkembangan yang memfokuskan pada hasil pertanian dan peternakan. Namun dibalik itu Mongol merupakan kawasan yang memiliki mineral (emas, timah, batu bara) yang luas. Mongolia memiliki pakaian khusus bernama Deel, model pakaian ini termasuk ke dalam jenis pakaian berciri khas Asia Tengah.
Terkait kepercayaan, sebagian besar masyarakat Mongolia menganut kepercayaan Tibetian Budhisme, sebagian besar lainnya adalah non-religius dan disusul oleh kepercayaan tradisional mereka yaitu Shamaisme.Â
Pada awalnya mereka sering kali mempercayai praktek penghormatan terhadap roh, kemudian hal tersebut berkembang dengan digantikan oleh agama karena adanya asimilasi dengan bangsa Tionghoa.
Begitulah sedikit pembahasan terkait sosial, budaya, dan sejarah bangsa Mongol. Meskipun Mongolia hidup dalam sebuah kondisi yang tergolong sederhana, tetapi bangsa ini akan terus terkenang dengan pencapaian besar mereka dengan predikat kekaisaran terbesar kedua sepanjang sejarah peradaban manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H