Hai teman-teman pembaca setia! Kembali lagi dengan mas Rizky di sini hehe. Bagaimana kabar kalian? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat yaa amin. Akhir bulan oktober ini cuaca sudah mulai turun hujan donk, hmm yang tadinya udara terasa begitu panas kini berangsur-angsur dingin kayak dia, wkwkw. Bercanda ya teman-teman hehe, pastinya kita lebih semangat lagi untuk belajar kan ya. Owhkey di kesempatan kali ini, kita akan membahas sesuatu yang sangat menarik, yaitu pandangan dan teori belajar dari seorang ahli pendidikan hebat, namanya adalah Jerome Bruner.
Jarome Bruner adalah seorang psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif terkenal yang punya pandangan unik tentang belajar. Dia percaya bahwa orang belajar lebih efektif ketika merasa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal yang penting ialah, cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan memnstansformasi informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti belajar (Dahar, 2011). Bruner mengemukakan emapat tema pendidikan. Tema pertama mengemukakan pentingya arti struktur pengetahuan. Hal ini penting karena dengan struktur pengetahuan, kita menolong siswa untuk melihat bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak memiliki hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain dan pada informasi yang telah mereka miliki.
Lanjut tema kedua ialah tentang kesiapan belajar. Nah kesiapan ini terdiri atas penguasaan keterampilan yang lebih sederhana yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi. Kemudian tema yang ketiga menekankan nilai intitusi dalam peroses pendidikan. Institusi yang dimaksud ialah teknik-teknik intelektual untuk sampai pada informasi tentatif tanpa melalui langkah-langkah analisis untuk mengetahui apakah informasi itu merupakan kesimpulan yang benar atau tidak. Dan tema yang terakhir yaitu motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.
Dalam teori intruksi, Bruner itu mengatakan hendaknya meliputi: Pertama, pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar. Kedua, penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal. Ketiga, perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal. Keempat, bentuk dan pemberian reinforcement. Menurut Bruner, belajar dan pemecahan masalah bergantung pada penyelidikan alternatif. Oleh karena itu, pengajaran atau intruksi harus memperlancar dan mengatur penyelidikan-penyelidikan alternatif ditinjau dari segi siswa (Dahar, 2011). Dalam kajian penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, terdapat struktur suatu domain pengetahuan yang terdiri dari tiga ciri dan setiap ciri itu mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya. Ketiga ciri itu ialah: cara penyajian, ekonomi, dan kuasa. Banyak bidang studi yang mempunyai berbagai alternatif cara penyajian. Ekonomi dalam penyajian pengetahuan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai pemahaman. Sementara kuasa itu suatu penyajian yang dapat dirangkai sebagai kemampuan penyajian itu untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya sangat terpisah-pisah.
Dalam mengajar, siswa dibimbing melalui urutan pertanyaan suatu masalah atau sekumpulan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima, mengubah, dan mentransfer apa yang dipelajarinya. Dikemukakan oleh Bruner bahwa perkembangan intelektual bergerak dari penyajian enaktif melalui penyajian ekonik ke penayjian simbolis (Dahar, 2011). Dalam kajian pemberian reinforcement, Bruner itu menekankan bahwa hadiah atau pujian dan hukuman harus dipikirkan. Demikian pula bila pujian atau hukuman itu diberikan selama proses belajar mengajar. Secara intuitif, jelas bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, ada suatu ketika hadiah ekstrindik bergeser ke hadiah intrinsik. Sebagai hadiah ekstrinsik misalnya, berupa pujian dari guru, sedangkan hadiah intrinsik timbul karena berhasil memecahkan masalah.
Pada akhirnya patut ditekankan bahwa tujuan mengajar ialah untuk menjadikan siswa merasa puas. Umpan balik berupa perbaikan-perbaikan apa pun juga membawa bahaya bagi siswa karena siswa bersangkutan menjadi tetap bergantung pada guru atau tutor. Tutor seharusnya memperbaiki siswa demikian rupa, hingga akhirnya siswa itu dimungkinkan untuk menggantikan fungsi tutor.
Dengan mengajar seperti yang dimaksud oleh Bruner ini, bagaiamana peranan guru dalam proses belajar mengajar, bahwa dalam belajar penemuan itu, siswa mendapat kebebasan sampai batas-batas tertentu untuk menyelidiki secara perorangan atau dalam suatu tanya jawab dengan guru atau siswa lain untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru atau guru dan siswa bersama-sama (Dahar, 2011).
Nah, dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa menerapkan teori Bruner dengan cara yang mudah. Misalnya, jika kamu ingin mempelajari topik baru, coba pecah informasi tersebut menjadi bagian-bagian yang kebih kecil dan mudah dimengerti. Gunakan contoh atau analogi yang dapat membantu kamu menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah kamu miliki. Kalau kamu sedang mengajar atau membimbing orang lain, pastikan untuk memberikan panduan dan dukungan yang tepat, dan secara perlahan kurangi bantuan saat mereka semakin mengerti.
Yuk, teman-teman, kita akhiri obrolan kita tentang teori belajar yang keren dari Jerome Bruner ini dengan semangat positif. Bagaimana cuaca yang tadinya panas berubah jadi sejuk begitu cepat, begitu juga dengan kita dalam proses belajar kan? Kita harus terus aktif dan bersemangat dalam megejar pengetahuan dan pemahaman baru. Jangan lupa, saat belajar atau mengajar, kita bisa pecah materi pelajaran menjadi potongan-potongan yang lebih mudah dimengerti, seperti memecah misteri kecil. Dan yang paling, mari kita jaga motivasi kita untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan yaa. Sampai jumpa di artikel blogku berikutnya teman-teman! Have a nice day
Daftar Referensi
Dahar, R. W. (2011). TEORI-TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN. ERLANGGA.