Mohon tunggu...
Rizky aditya
Rizky aditya Mohon Tunggu... Peternak - Rizky Aditya

Tetap semangat dan sabar dalam menghadapi situasi apapun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

B.F. Skinner dan Perilaku Manusia: Menyelami Dunia Operan Kondisioning

27 September 2023   11:51 Diperbarui: 27 September 2023   11:59 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di balik setiap perilaku manusia terdapat sebuah kompleksitas yang menarik untuk dijelajahi. Salah satu aliran dalam ilmu psikologi yang membuka pintu ke dalam dunia perilaku manusia adalah behaviorisme liberal. Sebuah konsep yang mengajarkan bahwa tingkah laku bukan semata-mata respons terhadap stimulus, melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kebebasan individu.

Behaviorisme liberal lahir seabgai respons terhadap pendekatan behaviorisme klasik yang menekankan pada pengaruh stimulus eksternal. Teori ini mencoba untuk memahami bahwa tingkah laku juga bisa terbentuk dari kebebasan individu dan interaksi dengan lingkungan sosial. Salah satu kontributor utama dalam perkembangan behaviorisme liberal adalah B.F. Skinner. Dalam artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang sejarah dari behaviorisme liberal, konsep operan kondisioning menurut Skinner, dan seperti apa implikasi operan kondisionin ini dalam kehidupan nyata. Dengan mahamai beberapa hal tersebut, kita akan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang kompleksitas perilaku manuisa. Mari kita sama-sama belajar dengan mulai menjelajahi lahirnya teori ini dan kemudian memandang ke arah implemntasi praktisnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sejarah aliran behaviorisme pertama kali muncul di Amerika Serikat sebagai aliran yang menentang Strukturalisme di Jerman dan Fungsionalisme di Amerika Serikat. Peletak dasar aliran ini adalah John Brouadus Watson (1978-1958). Watson berusaha menjadikan psikologi sebagai ilmu yang lebih objektif dengan hanya mempelajari hal-hal yang konkret saja, yaitu perilaku yang dapat diamati dan diukur secara langsung. Menurut pandangan behaviorisme psikologi adalah ilmu tentang perilaku, dan bukan tentang kesadaran. Berfikir dan emosi juga termasuk perilaku, yaitu perilaku yang tidak langsung terlihat (cover behavior). Aliran ini mengalami kejayaan pada masa ini. Selama tahun 1960-an dan 1970-an, program-program perubahan perilaku telah diimplemenasikan di berbagai setting kesehatan, institusi, dan pendidikan, termasuk di sekolah, perusahaan, rumah sakit, klinik, penjara dan pemerintahan. Program-program tersebut diamati sebagai applied behavioral analiysis, behavioral modification, dan contingency management.

Gagasan Watson mengenai perilaku pada akhirnya menjadi tulang punggung behaviorisme. Meskipun saat ini behaviorisme radikal lebih diasosiasikan dengan Skinner, istilah itu sendiri diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Watson. Skinner mengembangkan sebuah proses yang disebut "operant conditioning", di mana perilaku dipengaruhi oleh apa yang terjadi setelah suatu peristiwa melalui penguatan positif atau negatif. Pada akhir tahun 1930-an dan 1940-an, Skinner mulai mengembangkan pandangannya sendiri tentang behaviorisme radikal. Schneider dan Morris menunjukkan bahwa Skinner juga menggambarkan salah satu fitur paling penting dan unik dari filosofi tersebut untuk pertama kalinya. Dalam pengertian ini, peristiwa pribadi mengacu pada pikiran atau perasaan seseorang, sesuatu yang menurut Watson tidak dapat dipelajari.

B.F Skinner adalah salah satu tokoh terkemuka dalam psikologi behavioristik, dan ia memperluas teori kondisioning klasik Pavlov ke dalam apa yang dikenal sebagai operan kondisioning. Teori ini menjelaskan bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh konsekuensi yang mengikuti perilaku tersebut. Teori ini berfokus pada hubungan antara perilaku dan lingkungannya. Sebagai contoh misalnya, bila perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan, orang itu akan lebih sering terlibat dalam perilaku itu. Penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan tak menyenangkan untuk mengubah perilaku di sebut operant conditioning.

Adapun konsep dasar dalam teori operant kondisioning antara lain: perilaku operant, penguatan (reinforcement), hukuman (punishment), dan diskriminasi. Perilaku operant adalah perilaku yang dipengaruhi oleh konsekuensi yang mengikutinya. Konsekuensi yang menyenangkan atau memperkuat perilaku akan meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terulang, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan mengurangi kemungkinan perilaku tersebut terulang. Penguatan adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan perilaku terulang. 

Penguatan positif adalah pemberian stimulus yang menyenangkan sebagai respons terhadap perilaku, sedangkan penguatan negatif adalah penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan sebagai respons perilaku. Hukuman merupakan stimulus atau kejadian yang mengurangi kemungkinan perilaku terulang, Hukuman positif adalah pemberian stimulus yang tidak menyenangkan sebagai respons terhadap perilaku, sedangkan hukuman negatif adalah penghilangan stimulus yang menyenangkan sebagai respons terhadap perilaku. Sementara diskriminasi terjadi ketika individu belajar untuk merespons hanya terhadap stimulus dan tidak tertahap stimulus yang serupa. Hal ini berarti individu dapat membedakan situasi atau konteks di mana perilaku tertentu akan menghasilkan konsekuensi yang berbeda.

Operant kondisioning adalah proses pembelajaran di mana perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensi dari perilaku tersebut. Beberapa contoh operant kondisioning dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam lingkup pendidikan. Setiap siswa yang selesai menghafal do'a wudu, siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan dan sebagai imbalan diberikan point bintang sehingga menimbulkan respons untuk menajukan pertanyaan lagi dikemudian hari. Hal demikian secara tidak langsung membangunkan rasa percaya diri pada siswa. Contoh lain misalnya cara orang tua mendisiplinkan anaknya. Ketika seorang anak berperilaku buruk, orang tua mungkin menggunakan rangsangan yang tidak menyenangkan, seperti memukul, untuk menghukum anak tersebut. Namun, sebaliknya jika anak tersebut berperilaku baik, orang tua boleh saja memberinya hadiah. Dalam hal ini perilaku anak kemudian dipengaruhi oleh kosekuensi yang mengikutinya.

Dengan munculnya behaviorisme liberal, paradigma dalam psikologi mengalami pergeseran yang signifikan. Aliran ini membuka pintu bagi peneliti untuk mempertimbangkan aspek-aspek kognitif dan internal dalam memahami perilaku manusia. Teori operan kondisioning oleh B.F Skinner membawa pemahaman tentang bagaimana kosekuensi dari perilaku mempengaruhi kecenderungan perilaku di masa depan. Penelitian Skinner mengenai operan kondisioning juga memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana perilaku dapat diarahkan, diubah, dan diperkuat melalui manupulasi kosekuensi. Dampak dari teori operan kondisioning dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan seharai-hari. Di dunia pendidikan, pendidikan ini membuka jalan untuk pengembangan strategi pengajaran yang lebih efektif, dengan memanfaatkan penguatan yang positif untuk memotifasi belajar siswa. Dengan demikian, operan kondisioning tidak hanya menjadi teori teoritis, akan tetapi juga memiliki dampak praktis yang signifikan dalam membentuk dan memahami perilaku manusia di berbagai konteks kehidupan.

Daftar Referensi:

Dahar, R. W. (2011). TEORI-TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN. ERLANGGA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun