Mohon tunggu...
Rizky Arum Saputri
Rizky Arum Saputri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mahasiswa angk. 2013/2014 UNTAG Surabaya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kota Tempatku Belajar Semua Hal

15 Januari 2014   09:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haloo sahabat kompasiana semua, ketemu lagi sama saya nih. Saya mau berbagi tentang pengalaman pertama saya pindah dari Bandung ke Blitar. Kalo Bandung mungkin teman-teman sudah pada tau tapi Blitar pasti juga pada tahu kan, Kota Bapak Soekarno Presiden pertama RI.

Sekitar 5 tahun lalu saya pindah ke Blitar dengan ya bisa di bilang terpaksa, karena keadaan yang buat saya harus pindah. Semua bermula dari jatuh sakitnya Alm. Papa saya, Beliau terkena liver. Saya yang pada saat itu masih duduk di kelas 2 SMP tepatnya di SMP N 17 Bandung dan mama saya harus bingung ke sana ke mari mencari obat, keluar masuk rumah sakit supaya papa bisa sembuh. Kami juga sudah melakukan pengobatan alternatif untuk papa, tapi nyatanya papa juga tidak kunjung sembuh.

Kami juga sempat bolak balik Kalimantan-Bandung untuk merawat papa karena di sana katanya ada “orang pintar” yang bisa nyembuhin papa dan kenyataannya tidak terjadi apa-apa. Karena kami bingung harus bagaimana lagi, akhirnya papa kami bawa ke kampung halaman untuk di rawat di rumah sakit di sana. Ya kami bawa ke Blitar di salah satu rumah sakit kristen di sana, karena pada saat itu kami dapat informasi bahwa rumah sakit yang bagus baik pelayanannya dan lain sebagainya hanya di sana.

Maka tanpa pikir panjang kami langsung membawa papa ke sana. Setelah kurang lebih 1 minggu di rawat di sana akhirnya papa menghembuskan nafas terakhirnya. Kami sempat kaget dan tidak terima dengan keadaan seperti itu tapi mau bagaimana lagi, Allah mengambil apa yang sudah menjadi milik-Nya.

Dan hari-hari berlalu hanya kami berdua saya dan mama. Sampai pada akhirnya saya kelas 3 SMP dan selesai menghadapi ujian nasional, saya harus pindah ke kampung halaman mama saya di Blitar.

Awal mula saya pindah ke sana saya sempat linglung karena saya tidak mengerti bagaimana berbahasa Jawa, apa itu Bahasa Jawa, dan seperti apa dilakukannya. Jadi saat saya sekolah di Blitar tepatnya di SMK N 1 Blitar, saya ya jadi “plonga-plongo” atau tidak ngerti apa-apa. Kalau tidak di tanya ya saya tidak momong, maklum saya tidak kenal siapa-siapa di sana. Pertama kenalan itu sama temen saya sekelas namanya Tiara, dia yang ngajarin saya bahasa Jawa, masih tahu saya kalau bahasa Jawa itu menyenangkan, dan biasa ya kalau anak baru di luar Jawa kan di jalin pakai kata-kata yang kurang baik karena saya tidak ngerti jadi ya ngikut Ana, dan lagi-lagi Tiara yang masih tahu saya hehehe...

Selama di Blitar saya banyak belajar tentang solidaritas, pertemanan, kesederhanaan, berbagi, dan masih banyak pelajaran hidup berharga yang tidak saya temukan di Bandung. Di Blitar, semua serba murah Hehehe, udaranya sejuk, masih banyak sawahnyaaa, orangnya ramah-ramah ya walaupun di Bandung juga sama ramahnya tapi Blitar itu berbeda, seperti ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Dan di Blitar juga saya menemukan sosok lelaki yang mengerti saya Hehehe, namanya Hermawan Bayu Adji tapi biasa disebut Bayu. Dia juga yang bawa aku menjadi sosok yang legowo hehehe, terima apa adanya. Dan yang paling amat sangat berperan tentu saja mama saya. Mama orang yang selalu menyemangati saya. Mama adalah sosok yang sangat kuat, kuat sekali.

Dan Blitar adalah kota dimana tempat saya belajar :). Dan Terimakasih untuk Mama yang selalu menyayangiku, Alm. Papa yang menjadi motivator hebatku, Tiara dan kawan-kawan SMK N 1 Blitar yang ngajarin aku apa artinya teman dan persahabatan, dan Bayu (Lembu) atas semua perhatian yang kamu berikan untuk aku saat mama berada jauh dariku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun