“Astagfirullah ibu! bangun Bu!” Teriaknya histeris.
Ternyata ibunya terpeleset dan terpelanting saat membawa piring-piring. Ibunya terpeleset akibat menginjak genangan air yang masuk kedalam warung melalui langit-langit yang bocor. Tami panik sekali, Ia bergegas meminta pertolongan tetangganya.
“Tolong! Tolong! Tolong!” Teriaknya sangat keras.
“Ada apa, Mi?! pagi-pagi buta begini sudah teriak-teriak.” Sahut Bu Yani, tetangga sebelah rumahnya yang terkenal dengan kebaikan dan keramahannya.
“Ini Bu Yani! Ibuku pingsan akibat terpeleset!” Jawab Tami dengan raut wajah panik dan cemas.
“Astagfirullah! Bagaimana kejadiannya, Mi?” Bu Yani kembali bertanya.
Tami pun menceritakan semua kejadiannya dengan mendetail. Karena ibunya pingsan sangat lama, dengan cepat Tami dan Bu Yani mengambil tindakan untuk melarikan Bu Azizah ke UGD Rumah Sakit JMC ( Jakarta Medical center ) yang terletak di Mampang dengan menggunakan mobil pribadi Bu Yani, karena jarak JMC lumayan jauh dari rumahnya.
* * *
Mobil yang membawa Bu Azizah melaju dengan secepat mungkin, raut wajah panik Tami masih tampak jelas dan seakan menutupi wajah cantiknya. Saat ini yang ada dikepalanya hanyalah kondisi kesehatan ibunya yang masih belum sadarkan diri. Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya tiba juga di UGD JMC, suasana berubah tegang dan bertambah cemas. Tami dan Bu Yani menunggu di ruang tunggu depan UGD.
“Ya Allah Bu Yani, kok ibu terpeleset sampai bisa pingsan seperti itu yah? Padahal aku masih sempat mendengar ibu teriak minta tolong padaku saat aku sedang menggoreng telur dan aku juga sempat mendengar ada suara pecahan piring. Ya Allah, aku sangat menyesal kenapa tidak segera aku menemui ibu saat Beliau teriak tadi.”
“Sudahlah Mi, jangan menyesali yang sudah terjadi, yang sudah terjadi ya sudahlah dan lain kali jangan terulang kembali. Mungkin saja kepala ibumu terbentur sesuatu saat terpeleset tadi dan akibat benturan tersebut Beliau tidak sadarkan diri. Hal terbaik yang harus kita lakukan saat ini adalah mendoakan Beliau agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan.”
“Ya betul, Bu.”