Mohon tunggu...
Rizky Hidayat
Rizky Hidayat Mohon Tunggu... Ilustrator - Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Ghostwriter

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Antara Ramadan Harapan dan Kesiapan

7 Mei 2019   00:03 Diperbarui: 7 Mei 2019   00:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Teriring salam dan do'a semoga senantiasa Allah SWT melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Beberapa hari yang lalu sebelum memasuki bulan puasa, sempat saya melamun seraya menghela nafas, ternyata Ramadan tahun ini telah memasuki usianya yang ke 1440. Memang berjarak cukup tua (sangat tua sekali sih) jika dibandingkan dengan usia saya melakukan ibadah puasa saat ini, mengingat mungkin diantara rentan umur dan waktu saya berpuasa waktu itu pada usia 8 tahun hingga memasuki usia ke 23 tahun ini. berarti saya masih 15 tahun menjalankan ibadah puasa (meski di usia kecil dulu masih sering juga puasa estafet).

Sedikit mengajak pembaca untuk bertualang kembali kebelakang, apakah ibadah puasa kita sebelumnya sudah cukup baik dengan ibadah puasa kita di Ramadan kemarin? Atau Ramadan sekarang ini bakal menjadi modal yang lebih baik jika dibanding dengan Ramadan kita kemarin? Jawabannya adalah kembali kepada diri kita masing-masing.

Ramadan itu harapan, tapi bukan berarti melimpahkan segala harapan hanya pada bulan Ramadan. Dulu atau bahkan sampai pada detik dimana hidayah dan petunjuk Allah turun dalam bentuk pemahaman dan ujian kepada saya. Saya baru menyadari bahwa berharap itu boleh saja, tapi pengharapan haruslah disertai dengan kesiapan.

Kesiapan disini bermakna siap dalam konteks lahir dan batin. Atau siap jasmaniyah dan siap rohaniyahnya. Akan ada segudang harapan yang muncul dari tiap entitas manusia yang merayakan bulan suci ini. Tapi kembalilah, kita perlu siap menerima segala kuasa-Nya disertai dengan siapnya diri kita menerima ujian dan ganjaran tersebut.

Seperti halnya sekarang, yang penulis lakukan adalah pintu harapan dan kesiapan untuk berkompetisi dengan kompetitor lainnya pada tebar hikmah Ramadan yang diselenggarakan oleh Kompasiana. Dengan segala kesiapan mudah-mudahan saya selaku penulis dapatkan sesuatu yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun