Tim mahasiswa UGM melakukan penelitian terkait dengan fenomena Quarter Life Crisis yang sering terjadi pada mahasiswa. Fenomena Quarter Life Crisis atau krisis seperempat abad merupakan kondisi krisis yang kerap dialami oleh kaum muda pada masa transisi dari remaja menuju dewasa awal pada kisaran usia 20-29 tahun, tak terkecuali mahasiswa. Orang yang sedang mengalami quarter  life crisis biasanya merasa belum memiliki gambaran jelas akan diri dan tujuan hidupnya. Quarter Life Crisis ditandai dengan adanya kekhawatiran berlebih, pesimis, cemas, dan bahkan perasaan tertekan, sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas, perasaan tertekan, hingga depresi. Quarter life crisis sendiri biasanya disebabkan karena adanya tuntutan yang dialami oleh individu pada usia dewasa awal.
 Dari penelitian yang dilakukan, tim inipun berhasil menuju Pimnas ke-35 setelah sebelumnya menerima pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Sosial Humaniora. Pimnas merupakan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional yang menjadi puncak pertemuan nasional perwujudan kreativitas dan penalaran ilmiah.Â
Salah satu peneliti, Farahdita Salma Zharifa mahasiswa Fakultas Filsafat UGM mengatakan latar belakang pengambilan penelitian tersebut berdasarkan fenomena yang terjadi pada kaum muda yaitu mengalami kegelisahan dalam hidupnya seperti masalah percintaan, financial, dan merasakan insecure.Â
Tim peneliti yang beranggotakan Farahdita Salma Zharifa, Esa Geniusa Religiswa Magistravi, Rizky Amelia Febrianti , dan Riskhi Pratama Kusuma Arum Jati adalah Mahasiswa UGM dari Fakultas Filsafat dan Psikologi mencoba untuk melihat dinamika quarter life crisis dengan menggunakan perspektif pemikiran tokoh filsafat Indonesia yaitu Ki Ageng Suryomentaram.
"Kami melakukan penelitian mengenai dinamika quarter life crisis yang terjadi pada mahasiswa di Jogja dan kemudian dianalisis menggunakan perspektif kawruh jiwa ki ageng suryomentaram," terang Farahdita.
Tim peneliti menjelaskan bahwa Pemikiran ki ageng suryomentaram sendiri digunakan untuk menganalisis fenomena Quarter Life Crisis karena pemikiran kawruh jiwa ki ageng suryomentaram memiliki latar belakang budaya Indonesia, sehingga konsep ini sangat mungkin untuk digunakan untuk menganalisis fenomena quarter life crisis pada mahasiswa. Â
Penelitian fenomena quarter life crisis yang dianalisis dengan pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dilakukan pada mahasiswa disekitaran wilayah Yogyakarta. Tim dalam melakukan penelitian menggali informasi melalui observasi, screening, dan wawancara kepada mahasiswa yang berada di Yogyakarta.Â
Dari hasil penelitian, tim peneliti mahasiswa UGM berhasil mengungkapkan  bahwa Teori Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram yaitu kawruh jiwa merupakan teori mengenai 'rasa'. Teori ini memuat konsep 'karep' atau keinginan bersifat mulur (berkembang) dan mungkret (menciut). Keinginan yang bersumber dari diri sendiri ini apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan kekhawatiran pada diri. Oleh sebab itu, upaya untuk mengatasi quarter life crisis perlu mengelola tentang rasa 'karep' atau keinginan yang terdapat pada diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H