Mohon tunggu...
Rizky KhoirulFahri
Rizky KhoirulFahri Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Saya adalah seorang yang suka mencoba hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penggunaan Bahasa Tabu pada Penamaan Makanan Tradisional

8 Juli 2022   12:51 Diperbarui: 8 Juli 2022   12:53 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Indonesia memiliki beragam jenis makanan yang sebetulnya secara umum dalam beberapa makanan di berbagai daerah memiliki kemiripan dari segi warna, rasa, dan bahan baku. Namun, banyak dari makanan tersebut memiliki sebutan yang berbeda bahkan terkesan tidak pantas untuk sebuah makanan. Maka dari itu kerap ditemukan perdebatan terkait dengan penyebutan jenis makanan. Melihat dari fenomena tersebut banyak ditemukan diversitas dan makna yang terkandung pada nama makanan khas daerah yang terkesan jorok.Misalnya pada penamaan menu makanan yang berwarna hijau serta berbahan dasar tepung beras ketan dan gula jawa. Makanan berasal dari wilayah Jawa, masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah menyebutnya dengan sebutan Klepon, maka makanan tersebut banyak dikenal dengan nama Klepon. Masyarakat Sumatra dan Sulawesi menyebutnya Onde-Onde. Sedangkan untuk masyarakat Kepulauan Seribu, Onde-Onde atau Klepon ini justru memiliki nama yang smexy yakni Kue Peler Berdebu.

Istilah smexy merupakan akronim (dari kata smart dan sexy) bentuk istilah baru yang dapat dikaji secara semantik. Pemaknaan suatu benda dengan mempertimbangkan tekstur, rupa, atau bahkan cara pembuatan dengan nama-nama yang unik dan "seksi". Adanya penamaan kata yang tergolong dalam istilah smexy ini kerap menyebabkan kesalahpahaman ketika didengar untuk pertama kali oleh masyarakat di luar daerahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun