Mise en Scene yaitu segala aspek yang berada dalam frame kamera seperti Properti, Make Up, Pencahayaan, serta Desain Latar. Mise en Scene juga sumber kuat dalam ke estetikan visual agar terlihat indah.Â
Film ini menceritakan tentang hak - hak orang dalam gangguan jiwa serta perspektif dan stigma masyarakat terhadap odgj, karena odgj bukanlah orang yang terbuang dilingkungan, namun masih bisa di perdayakan, dapat di layani sesuai kebutuhan mereka sehingga mereka masih bisa berperan dalam masyarakat sesuai dengan potensi mereka dan menanggapi persoalan tentang odgj yang berkeliaran maupun di tempat Rehabilitas.
1. Setting Properti
Di Rehabilitas Centrum Prof.Dr. Soeharso dan Panti Jati Adulam Ministry yang berada di kawasan Surakarta, Jawa Tengah. Dalam set properti dan latar sangat di usung se natural mungkin, di dalamanya ada kediaman para pasien odgj seperti bangsal yang di tutupi oleh pintu pagar, yang menggambarkan begitu sempitnya kehidupan mereka yang ia singgahi dan segala keterbatasan nya, serta dapur, lapang bagi mereka yang berkegiatan.
2.Make Up and Wardrobe
 Make Up dan Wardrobe dalam film ini terkesan sangat natural, hanya saja yang membedakan adalah pasien yang bisa di bilang kurang bersih dalam segala aspek, serta masyarakat umum yang melihatkan pakaian yang layak serta sopan.
3.Akting Pemain
Akting di rancang sedemikian natural tergantung emosi pertanyaan yang di sampaikan kepada narasumber, ada yang membela hak dari odgj sampai - sampai emosi yang ia keluarkan seolah mewakilkan perasaan odgj tersebu
4.Lighthing
Set Lighthing juga terkesan natural dan mengandalkan cahaya matahari, tetapi di barengi dengan waktu siang dan malam, agar terciptanya mood serta suasana yang berbeda dan suasana yang lebih emosional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H