Mohon tunggu...
Rizky NurHanifah
Rizky NurHanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang sedang memulai petualangan baru di dunia tulis-menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memperkaya Kosakata Anak dengan Puisi: Media Pembelajaran Kreatif untuk Siswa Sekolah Dasar

2 Desember 2024   11:32 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1. Puisi "Tatap" karya Ayashdamica Aldea Khusma. Bianglala: Kumpulan puisi anak 

Apakah kalian tahu? Selain memiliki rangkaian kata yang indah, puisi juga sangat istimewa karena mampu membangkitkan imajinasi dan menjadi media dalam pembelajaran. 

Hal ini selaras dengan pendapat (Gumelar & Santosa, 2021), yang menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang menawarkan imajinasi yang kaya serta refleksi mendalam mengenai lingkungan, diri sendiri, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta yang Maha Kuasa. Pendapat itu tentu mengacu pada apa yang diajarkan di dalam puisi. 

Selain itu, Wulandari berpendapat bahwa puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang secara etimologis berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan memberikan petunjuk (Romandon & Andreastya, 2022) . 

Dengan demikian, puisi lebih dari sekadar rangkaian kata; ia adalah jendela menuju dunia kreativitas, membantu anak-anak memahami, dan mengekspresikan diri mereka dengan lebih baik. Dalam dunia pendidikan, puisi memainkan peran penting untuk memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Puisi memiliki berbagai manfaat signifikan bagi anak-anak, terutama dalam memperkaya kosakata dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap keindahan bahasa. Dengan ritme dan rima yang khas, puisi tidak hanya memudahkan anak-anak mengingat kata-kata baru, tetapi juga memperkenalkan mereka pada berbagai pilihan kata yang penting dan bermakna. 

Menurut Peri Sandi Huizche (2022) dalam Gairahkan Literasi dengan Membaca Puisi, puisi dapat membantu menumbuhkan perbendaharaan kata anak-anak dengan memaparkan mereka pada kosakata baru yang kaya dan kontekstual. Puisi memberikan pengalaman unik dalam pembelajaran bahasa, di mana anak-anak tidak hanya belajar kata, tetapi juga bagaimana kata tersebut digunakan dalam ungkapan yang indah dan bermakna.

Salah satu tantangan utama dalam literasi, seperti yang diungkapkan oleh (Arifin dkk., 2023), adalah rendahnya minat baca pada anak-anak yang sebenarnya sudah mampu membaca tetapi tidak memiliki ketertarikan untuk melakukannya. 

Membaca puisi bisa menjadi solusi kreatif untuk mengatasi masalah ini. Struktur kalimat yang unik, rima yang menarik, dan cerita yang disampaikan dalam bentuk metafora membuat puisi menjadi media yang menyenangkan sekaligus mendidik. Selain itu, puisi juga dapat merangsang imajinasi, memperkaya kosakata, dan membantu anak memahami berbagai emosi serta perspektif, sehingga memberikan pengalaman membaca yang lebih bermakna dan menyenangkan. 

Melalui puisi, anak-anak juga dilatih untuk mengucapkan kata-kata dengan tepat, mengenali pola bahasa, dan memahami makna pada kata. Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga merangsang imajinasi dan kreativitas mereka. Puisi mendorong anak-anak untuk memahami pesan yang terkandung dalam teks. 

Lebih dari itu, puisi membantu anak-anak untuk mengenali keindahan bahasa, mengembangkan empati melalui tema-tema yang universal, dan memupuk rasa ingin tahu terhadap literasi. Dengan metode yang tepat, seperti membaca bersama, menggambar ilustrasi, atau berdiskusi tentang isi puisi, puisi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan literasi dan membangun kebiasaan membaca sejak dini. 

Puisi bukan hanya tentang seni atau estetika ia adalah jendela yang membuka pintu pemahaman lebih luas tentang kehidupan, bahasa, dan ekspresi diri. Dengan mengintegrasikan puisi ke dalam kegiatan literasi, anak-anak dapat menemukan kegembiraan membaca sambil memperkaya kemampuan bahasa mereka secara mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun