Aku terinspirasi oleh seorang kawan, namanya Zikin, seorang mahasiswa sebuah universitas swasta di Yogyakarta. AKSI yang dia lakukan sederhana, dia selalu membawa kapur barus di dalam tasnya. Saat aku tanya "untuk apa?", kapur barus itu untuk ia tinggalkan beberapa butir tiap kali selesai menggunakan toilet umum yang masih bau pesing. Sederhana sekali AKSI yang dia lakukan, tapi AKSI itu nyata. Nah, daripada resolusi sekedar kecapan mulut. Yang muluk-muluk bukannya jadi pemacu malah cuma jadi beban karena kita salah menempatkan di dalam ruang akal berpikir kita. Apa salahnya kita meniru AKSI Mas Zikin ini. Kalau belum bisa mengharumkan nama bangsa, ayo mulai dari mengharumkan toilet-toilet di bangsa ini. Agar gerakan ini benar-benar kentara dampaknya, ayo sebarkan ajakan ini ke teman-teman yang lain melalui media internet. Di setiap wangi kapur barus yang kamu tinggalkan, terbesit energi positif untuk berharap mudah-mudahan setiap jejak yang terukir dalam kehidupanmu nanti adalah keharuman, adalah kebanggaan, adalah prestasi, bukan sebaliknya. Sambil kita sendiri tidak pernah lupa mengantongi kapur barus dan menebarkannya mewangikan toilet umum yang selesai kita pakai. Kita bisa sebarkan ajakan ini melalui blog, twitter, facebook, forum, milis, dll. Semakin banyak yang meniru mengikuti program ini, semakin wangilah Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H