Museum yang berdiri di atas lahan seluas 17.010 m2 itu merupakan museum pertama dan terbesar di Lampung. Nah, bagi Anda yang sedang berada di Lampung dan sekitarnya, Museum Negeri Provinsi Lampung bisa menjadi pilihan untuk mengisi hari libur. Tak hanya melihat benda-benda bersejarah, di sini
Museum Lampung mulai dirintis pada 1975 oleh kepala kantor Pembinaan Permuseuman perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lampung di Tanjung Karang. Namun, peletakan batu pertama untuk pembangunannya baru dilakukan pada 31 Juni 1978.
Museum Negeri Provinsi Lampung menyimpan koleksi benda-benda historis dari berbagai suku dan daerah di Lampung. Misalnya, keramik yang berasal dari China, Eropa, Jepang, Thailand, Timur Tengah, dan Vietnam. Selain itu, museum ini juga menyimpan naskah kuno, senjata, perhiasan, pakaian adat, serta alat musik yang unik.
Hingga kini, jumlah koleksi di Museum Negeri Provinsi Lampung tercatat sebanyak 4782. Semuanya terbagi ke dalam 10 kategori, di antaranya: geologika (69), biologika (91), etnografika (2.103), arkeologika (316), historika (62), numismatika dan heraldika (1.370), filologika (47), keramologika (692), seni rupa (8), serta teknologika (24).
Museum Lampung ini memiliki 5 koleksi benda bersejarah. diantaranta :
- kain tapis jung sarat. Inilah kain khas masyarakat adat suku Lampung Pepadun. Kain ini biasa digunakan dalam acara adat, terbuat dari benang katun dan benang emas.
- kain inuh. salah satu jenis tapis yang berkembang di tengah masyarakat adat Sai Batin di pesisir Lampung. Inuh dibuat dengan benang sutera yang pewarnaannya menggunakan teknik celup tradisional.
- Rumah adat Lampung yang bernama Lamban Pesagi, berasal dari Desa Kenali, Kecamatan Belalau, daerah Gunung Pesagi di Lampung Barat. Rumah ini membuktikan kemajuan peradaban arsitektur.
- Bejana yang berfungsi menyimpan air suci ketika acara keagamaan. Benda ini merupakan salah satu peralatan pada kebudayaan zaman perunggu. Dia ditemukan di desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.
- Nekara atau gendang perunggu. Pada masanya, nekara dianggap sebagai benda suci yang biasa digunakan dalam upacara pemanggil hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H