Asam Lambung” yang diselenggarakan oleh mahasiswa dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES). Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah siswa yang belum atau tidak terkena GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) agar mereka tetap sehat dan tidak terkena GERD, serta memberikan materi mengenai cara penanganan dan pengobatan apabila sudah terkena GERD dan apabila GERD kambuh pada saat sekolah. Kegiatan promosi kesehatan ini dilaksanakan selama satu hari, yaitu pada hari Senin (28/10/2024) pagi.
Semarang, Kompasiana - Sebanyak 17 siswa SMAN 3 Semarang, yang terdiri atas 12 siswa kelas 10 dan 5 siswa kelas 11, berpartisipasi dalam kegiatan promosi kesehatan bertajuk “Cegah dan Tangani NaiknyaDua bulan sebelum pelaksanaan kegiatan, para mahasiswa telah melakukan identifikasi masalah kesehatan di SMAN 3 Semarang. Berdasarkan data kunjungan UKS dan hasil diskusi dengan guru serta perawat UKS, GERD menjadi masalah kesehatan utama yang sering dialami siswa. Berbekal temuan tersebut, mahasiswa menyusun intervensi dengan tema khusus yang diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kesehatan siswa.
GERD merupakan kondisi di mana asam lambung naik kembali ke esofagus yang disebabkan oleh kelemahan pada otot sfingter esofagus bagian bawah. GERD dapat ditandai dengan sensasi panas atau terbakar di dada, sakit tenggorokan, batuk kronis yang tidak kunjung sembuh, dispepsia, regurgitasi, nyeri dada pada bagian tengan, dan mulut terasa asam atau pahit. Faktor risiko yang dapat memicu penyakit GERD, yaitu makan makanan atau minum minuman pemicu, terlambat makan, berbaring setelah makan, obesitas, merokok, serta mengalami cemas atau stress. Adapun pencegahan GERD dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor risiko tersebut. Selain itu, bagi seseorang yang memang sudah memiliki GERD dan apabila gejala-gejala GERD mulai muncul, ia dapat melakukan hal-hal seperti berdiri tegak, melonggarkan pakaian, mengatur napas, minum air hangat, memakan permen karet jika ada, memakan obat seperti antasida, serta berkonsultasi ke dokter jika gejala tak kunjung membaik.
Kegiatan Edukasi Berkonsep Petualangan
Kegiatan promosi kesehatan ini dikemas secara unik dengan memadukan aktivitas dalam ruangan dan luar ruangan, sehingga siswa merasa lebih tertarik dan bersemangat mengikuti edukasi. Setelah pembukaan acara yang dilakukan di dalam ruang pelatihan, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal tentang GERD. Rata-rata siswa menjawab 8 dari 15 soal pre-test dengan benar.
Para siswa kemudian diarahkan untuk berpetualang ke tiga pos berbeda di luar ruangan. Di setiap pos, siswa berkesempatan untuk bermain game, berdiskusi dalam kelompok, dan mendapatkan materi dari mahasiswa. Pada pos 1, mereka mempelajari definisi, gejala, dan faktor risiko GERD. Pos 2 memberikan informasi tentang cara-cara pencegahan GERD. Terakhir, pos 3 membahas langkah penanganan GERD, terutama tindakan yang perlu dilakukan saat gejala GERD muncul. Tidak hanya sekadar menyampaikan materi, setiap pos juga dilengkapi teka-teki yang harus dipecahkan siswa untuk melanjutkan ke pos berikutnya. Hal ini memberikan elemen interaktif yang disambut antusias oleh para peserta.
Drama (Role Play) sebagai Penutup
Setelah berpetualang di pos-pos edukasi, para siswa kembali ke ruang pelatihan untuk mengikuti sesi drama (role play). Siswa diberikan naskah dengan tema terkait GERD dan diminta berperan dalam adegan yang menggambarkan situasi dan solusi praktis dalam menghadapi GERD. Untuk memastikan setiap siswa paham mengenai materi yang telah disampaikan, sehingga diadakanlah role play berupa drama dengan judul “Bila lambung merajuk aku harus kemana ya?” ini. Aktivitas ini tidak hanya membantu memperkuat pemahaman siswa, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Sesi penutup kegiatan adalah post-test dengan 15 soal yang sama seperti pre-test. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan, dengan rata-rata siswa menjawab benar 13 soal, naik dari rata-rata menjawab benar 8 soal pada pre-test.
Respons Positif dari Guru dan Siswa
Menurut salah satu siswa, kegiatan promosi kesehatan ini tidak membosankan dan tidak seperti promosi kesehatan pada biasanya. “Untuk kegiatan kali ini seru banget karena kegiatannya beda dari yang lain. Jadi kita di sini bisa dapet edukasi sambil tour (keliling) sekolah,” ujarnya. Siswa lainnya berkata bahwa dalam kegiatan tersebut, selain mendapat edukasi mengenai GERD, para siswa juga diajarkan bekerja sama dengan mengikuti games dan diskusi selama petualangan. Salah satu guru SMAN 3 Semarang juga mengungkapkan bahwa para siswa sangat senang mengikuti setiap sesi kegiatan. “Saya melihat anak-anak begitu antusias dan sangat menikmati (kegiatan) yang diberikan oleh teman-teman (mahasiswa) kesehatan masyarakat,” ujar Bu Tuti, salah satu guru BK yang mendampingi kegiatan promosi kesehatan pada saat itu.
Melalui kegiatan ini, para mahasiswa berharap dapat membantu siswa memahami pentingnya pencegahan GERD dan meningkatkan kesadaran mengenai penanganan GERD yang benar. Diharapkan, melalui pemahaman yang lebih baik, siswa bisa menjaga kesehatannya dengan lebih baik dan mengurangi risiko GERD di kalangan pelajar.