Mohon tunggu...
Rizki Wibisono SKM MKKK
Rizki Wibisono SKM MKKK Mohon Tunggu... Ilmuwan - Occupational Health Safety Security and Political Enthusiast

Saya suka bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Politik untuk dibahas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ancaman Konflik di Laut China Selatan dan Implikasinya terhadap Kedaulatan Indonesia: Perspektif Pertahanan Ekonomi

13 Mei 2024   13:17 Diperbarui: 13 Mei 2024   14:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Laut China Selatan telah menjadi sumber konflik yang berkepanjangan, dengan klaim wilayah yang tumpang tindih dan rivalitas kepentingan di antara berbagai negara di kawasan tersebut. Ancaman konflik di Laut China Selatan memiliki dampak langsung terhadap kedaulatan Indonesia, terutama dari sudut pandang pertahanan ekonomi. Mari kita eksplorasi implikasi ini lebih lanjut.

Pertama-tama, Laut China Selatan adalah jalur perdagangan maritim yang vital bagi Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat bergantung pada akses yang bebas dan aman ke perairan regional untuk perdagangan luar negeri, baik ekspor maupun impor. Konflik yang berkepanjangan di Laut China Selatan dapat mengganggu jalur perdagangan ini, mengancam kestabilan ekonomi Indonesia dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, ancaman konflik di Laut China Selatan juga dapat mempengaruhi sektor perikanan Indonesia. Laut China Selatan adalah salah satu sumber daya perikanan terbesar di dunia, dan Indonesia memiliki kepentingan ekonomi yang besar dalam menjaga keberlanjutan perikanan di kawasan tersebut. Konflik yang berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas perikanan, baik melalui pembatasan akses atau penangkapan ikan ilegal oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.

Selain itu, Laut China Selatan juga merupakan sumber potensial untuk energi dan sumber daya alam lainnya bagi Indonesia. Potensi penemuan sumber daya alam di wilayah tersebut dapat menjadi peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga dapat menjadi sumber ketegangan jika klaim kedaulatan tidak diakui atau dihormati oleh pihak-pihak terkait. Konflik di Laut China Selatan dapat menghambat upaya Indonesia untuk mengakses dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di wilayah perairan tersebut.

Dari sudut pandang pertahanan ekonomi, Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi kepentingannya di Laut China Selatan dan menjaga kedaulatan maritimnya. Pertama-tama, Indonesia perlu meningkatkan kapabilitas pertahanan maritimnya untuk melindungi perairan nasional dan mengamankan jalur perdagangan utamanya. Ini melibatkan investasi dalam angkatan laut, pengawasan maritim, dan kerjasama dengan negara-negara lain di kawasan untuk mengatasi ancaman bersama.

Selain itu, diplomasi aktif juga merupakan kunci dalam menjaga kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan. Indonesia perlu terus berupaya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara lain di kawasan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk UNCLOS, sebagai kerangka kerja untuk menyelesaikan sengketa maritim. Melalui diplomasi yang kuat, Indonesia dapat memperoleh dukungan internasional untuk klaim kedaulatannya di Laut China Selatan dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Selanjutnya, Indonesia juga dapat memanfaatkan forum multilateral seperti ASEAN untuk mengadvokasi kepentingannya di Laut China Selatan. Dalam konteks ASEAN, Indonesia dapat bekerja sama dengan negara-negara tetangga dan mitra regional untuk mengatasi tantangan bersama yang dihadapi oleh kawasan tersebut. Dengan bersatu dalam pendekatan bersama, negara-negara ASEAN dapat meningkatkan kekuatan tawar mereka dalam menangani konflik di Laut China Selatan dan memastikan bahwa kepentingan mereka diakui dan dihormati oleh semua pihak yang terlibat.

Terakhir, Indonesia juga harus memperkuat kerja sama ekonominya dengan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik untuk mengurangi ketergantungannya pada Laut China Selatan sebagai jalur perdagangan tunggal. Diversifikasi jalur perdagangan dan investasi ekonomi dapat membantu Indonesia mengurangi risiko yang timbul dari konflik di Laut China Selatan dan memperkuat ketahanan ekonominya secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, konflik di Laut China Selatan merupakan tantangan yang kompleks bagi kedaulatan Indonesia, terutama dari sudut pandang pertahanan ekonomi. Namun, dengan pendekatan yang bijaksana, termasuk investasi dalam pertahanan maritim, diplomasi aktif, kerjasama multilateral, dan diversifikasi ekonomi, Indonesia dapat mengelola ancaman ini dan menjaga kedaulatannya di Laut China Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun