Mohon tunggu...
Rizkita Kurnia Putri
Rizkita Kurnia Putri Mohon Tunggu... -

Daddy's Little Daughter

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ospek sebagai Latihan Persiapan

23 Agustus 2015   17:19 Diperbarui: 23 Agustus 2015   17:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mungkin yang nama nya Ospek sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Mulai dari masuk SMP hingga masuk kuliah, kita tentu nya akan merasakan aktivitas Orientasi.

Ospek disini sangat bertujuan untuk membangun karakter pelajar atau mahasiswa baru dalam mengahadapi tingkat lingkungan yang berbeda. Seperti dari lingkungan Sekolah Dasar menuju SMP. Dari SMP menuju SMA. Maupun dari SMA menuju kampus. Tentu akan sangat terlihat perbedaan nya. Di tinggkat SMP SMA dan Kampus, kita tidak akan lagi "disuapi" oleh pendidik kita seperti di SD, kita tidak akan lagi hanya belajar melalui buku tulis dan buku cetak, kita tidak akan lagi belajar hanya dalam lingkungan indoor. Di jenjang SMP SMA dan Kampus, kita akan dituntut aktif, kreatif, inovatif, terlebih lagi kita akan dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi pendidikan.

Tentu jika tidak di awali dengan Ospek, hal-hal seperti diatas akan terasa sangat berat dan membuat kaget pelajar atau mahasiswa.
Dari Ospek kita mengetahui mengenai budaya2 di lingkungan itu, karakteristik pembelajaran di lingkungan itu, kegiatan2 yang ada dan wilayah sekitar.
Namun seringkali, di ajang ospek inilah kita sering menemukan tindak kekerasan antara senior kepada junior nya, entah itu karna pemikiran pribadi sang senior untuk membalas dendam, atau karna ingin terlihat jagoan di depan juniornya, tindakan seperti itu sangat tidak layak untuk di kemas dalam acara Ospek yang memiliki tujuan untuk pengenalan akademik.

Mari kita lihat disisi lain pelajar masa kini, banyak sekali pelajar berperilaku tidak sepantas nya seorang pelajar dibawah umur. Mereka sudah mengenal rokok, minuman keras, tawuran, bahkan seks bebas. Moral mereka saat ini sangat memprihatinkan. Entah karna kurang nya ajaran agama dari orang tua atau karna kurang tegas nya pemerintahan masa kini. Sebenarnya Ospek juga dapat membantu mendirikan karakter sang pelajar. Mereka boleh saja bersikap tegas dan konsekuen kepada para pelajar guna membangun karakter generasi penerus yg lebih baik, hanya saja ada baiknya semua itu diberi batasan agar tak terjadi salah paham antara tindakan yang dilakukan sang senior dengan orang tua sang pelajar. Sangat bagus apabila terdapat instanti yang mau melaksanan ospek nya di lembaga ketahanan, seperti di Rindam Jaya. Para kopasus pastilah akan mengasah fisik dan mental serta moral si pelajar namun dengan takaran yang berbeda dari pelatihan seorang abri atau polisi.

Jadi menurut saya, karakter ospek yang dibumbui dengan hukuman keolahragaan seperti push up, skotjump, lari, atau jalan jongkok merupakan hal wajar selama tidak ada tindakan pemukulan. Hal tersebut pun demi fisik dan mental pelajar yg lebih baik, serta membuat jenga si pelajar apabila melakukan  kesusahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun