Desa Ngendrokilo, 13 Juli 2024 - TIM UNNES GIAT 9 bersama ibu PKK Desa Ngendrokilo menggelar sosialisasi bertema “Wanita sebagai Agen Pancasila” mengenai pengolahan minyak jelantah bekas untuk membuat lilin aromaterapi. Kegiatan ini berlangsung di kediaman Ibu Islamiyah selaku Wakil PKK Desa Ngendrokilo yang dihadiri oleh perwakilan anggota PKK Desa Ngendrokilo. Dalam kegiatan ini, Mahasiswa UNNES GIAT 9 Desa Ngendrokilo memberikan edukasi masyarakat tentang pemanfaatan limbah rumah tangga dan potensi bisnis yang terkait dengan daur ulang minyak jelantah.
Minyak jelantah seringkali diabaikan dan berakhir sebagai limbah. Penggunaan minyak jelantah yang berulang akan berakibat buruk terhadap kesehatan, utamanya adalah kolesterol. Dampak minyak jelantah tidak hanya sebatas pada kesehatan lebih luas, limbah minyak jelantah yang dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran terhadap tanah dan air. Dengan melakukan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, Perwakilan Mahasiswa dari Tim UNNES GIAT 9 yaitu Dwi Kharisma Luthfiani sebagai pemateri memberikan edukasi kepada Ibu PKK Desa Ngendrokilo tentang daur ulang dan pemanfaatan limbah rumah tangga yang penting untuk membangun kesadaran lingkungan. Dimulai dari pemaparan materi pentingnya pemanfaatan limbah minyak jelantah dan dilanjutkan dengan proses praktik pembuatan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.
Adapun peralatan yang diperlukan adalah panci, kompor, pengaduk, wadah lilin, dan saringan. Bahan yang digunakan antara lain minyak jelantah bekas, asam stearat, pewangi, pewarna (Crayon), dan arang. Sedangkan untuk bagian prosedur pengerjaan, langkah pertama adalah merendam arang ke dalam minyak jelantah selama 24 jam. Setelah itu, saring minyak jelantah menggunakan penyaring untuk memisahkan arang dan pengotor yang ada di dalam minyak. Masukkan minyak jelantah yang sudah disaring ke dalam panci dan panaskan menggunakan kompor. Tambahkan asam stearat dengan perbandingan 1:1 dengan minyak jelantah dan aduk sampai larut. Lalu, tambahkan pewangi dan pewarna secukupnya. Kemudian, tuangkan larutan lilin ke dalam wadah dan masukkan sumbu ketika larutan sudah setengah beku. Langkah terakhir, diamkan lilin hingga padat dan lilin siap untuk digunakan. Ketahanan lilin bergantung pada ukuran wadah yang digunakan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, peserta dapat mengubah minyak jelantah menjadi lilin yang bermanfaat dan ramah lingkungan.
Ibu PKK Desa Ngendrokilo sangat antusias dalam menyimak materi yang diberikan dan proses praktik pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang dilakukan oleh Pemateri. Melalui praktik cara membuat lilin dari minyak jelantah juga dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan masyarakat, khususnya bagi Ibu PKK Desa Ngendrokilo.
"Sangat cocok ini buat mengolah sampah dapur supaya tidak langsung dibuang, bisa jadi barang yang lebih bermanfaat” ujar Ibu Islamiyah memberikan kesan dan pesannya saat kegiatan berlangsung.
Pada akhir kegiatan sosialisasi, Ibu PKK Desa Ngendrokilo juga dibagikan bentuk lilin aromaterapi yang sudah jadi. Proses pengolahan minyak jelantah tidak hanya membantu mengurangi limbah minyak, tetapi juga memberikan alternatif lilin yang lebih ekonomis dan personal. Dengan demikian, pembuatan lilin dari minyak jelantah bekas merupakan langkah kecil namun signifikan dalam mendukung keberlanjutan dan kreativitas.
Melalui sosialisasi ini Mahasiswa Giat 9 UNNES Desa Ngendrokilo berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan melihat potensi dalam setiap limbah yang dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai. Harapannya, kegiatan ini mampu menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam gerakan lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara bijaksana.