Mohon tunggu...
Rizkita ArumLarasati
Rizkita ArumLarasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang

Saya adalah seorang pribadi yang gemar membaca dan mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendengar Curahan Hati Anak-Anak Desa melalui SAD

25 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   20:04 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi oleh tim Safe4CoE

Suara Anak Desa (SAD) adalah sebuah program yang diinisiasi oleh tim Safe4CoE sebagai wadah yang disediakan bagi anggota forum anak desa ngijo untuk menyampaikan aspirasi mereka. Tim Safe4CoE ingin mengetahui apa yang saat ini menjadi keresahan teman-teman yang ada di desa ngijo terlebih lagi tentang kondisi teman-teman sebaya yang ada disekitar mereka. 

Sebelumnya tim Safe4CoE sudah mengetahui bahwa sebelumnya desa ngijo menjadi salah satu desa yang menjadi fokus pemerintah untuk membangun desa layak anak dengan objek permasalahan yang akan diselesaikan ialah perkawinan dibawah umur, anak putus sekolah, dan pekerja anak. tim Safe4CoE juga sudah melakukan monitoring untuk mencari data terkait kasus-kasus tersebut dengan datang langsung ke sekolah-sekolah dan balai desa, dan dari sanalah kami menemukan bahwa kasus-kasus tersebut sudah tidak ada lagi di desa ngijo. 

Dari situlah kami berpikir untuk memberikan ruang kepada anak-anak yang ada di forum anak desa ngijo untuk mengatakan apa yang saat ini menjadi keresahan mereka, selain itu menurut kami saat ini merekalah yang paling mengetahui bagaimana kondisi lingkungan mereka saat ini. 

Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 17 orang anggota forum anak, dimana semua anak yang ada disana mendapatkan kesempatan untuk menyuarakan aspirasi mereka. Kebanyakan dari mereka memiliki pendapat yang sama tentang apa yang terjadi di lingkungan mereka saat ini, setidaknya sekitar 12 anak yang ada di forum mengatakan bahwa masalah anak-anak  yang seringkali terjadi disekitar mereka ialah remaja yang mengkonsumsi minuman keras. "Sekarang kita sudah biasa kalo ngeliat anak-anak seumuran kita ada yang yang minum-minum mbak" ungkap salah satu diantara mereka. Selain miras mereka juga pernah mendapati teman sebaya mereka mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Walau saat ini miras sudah diperbolehkan peredarannya di Indonesia namun pemerintah sudah dengan jelas mengatur terkait peredaran benda terlarang tersebut bahkan usia yang legal untuk mengkonsumsinya yaitu 21 tahun, jika anak-anak usia sekolah sudah ditemukan mengkonsumsi minuman terlarang tersebut tentu ada yang salah dengan implementasi undang-undang dan sudah saatnya pemerintah memperhatikan permasalahan tersebut. 

Masalah lain seperti bullying juga tidak lepas dari keresahan mereka, menurut teman-teman yang ada di forum sudah saatnya sekolah bahkan pemerintah memberikan perhatian lebih terkait permasalah ini karena setiap tahun kasus yang menyangkut bullying terus meningkat dan tidak jarang juga terjadi di sekolah. 

Mendengar aspirasi dari teman-teman yang ada di forum anak kami dapat menyimpulkan bahwa masalah-masalah yang kami sebutkan di awal tadi sudah tidak lagi relevan karena faktanya kami amat sangat jarang menemukan kasus tersebut terjadi. Dan kini sudah saatnya pemerintah mulai memperbaharui fokus perbaikan mereka  sebelum masalah-masalah yang kita anggap kecil ini semakin membesar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun