Mohon tunggu...
Rizkita ArumLarasati
Rizkita ArumLarasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang

Saya adalah seorang pribadi yang gemar membaca dan mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Bantengan "Mberot" bersama Mahasiswa PMM UMM

28 Maret 2024   18:00 Diperbarui: 28 Maret 2024   18:05 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bantengan (mberot)/dok. pri

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasisiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) .

Malang salah satu kota di jawa timur yang kerap kali menjadi tujuan warga sekitar untuk menghabiskan waktu liburan mereka. Udaranya yang sejuk, berbagai macam jenis kuliner yang mudah dijumpai di malang, hingga unsur kebudayaan yang melekat di kota malang tentu menjadi daya pikat sendiri yang membuat malang kerap kali dipadati oleh wisatawan luar kota pada musim liburan.  

Kali ini melalui artikel ini mahasiswa PMM UMM  kelompok 17 gelombang 3 yang beranggotakan M Arham Khibar, Adinda Balqis, Rizkita Arum, Elok Rahma, dan Audia Octavi dibawah bimbingan ibu Winda Hardyanti, S.Sos., M.Si akan mengajak teman-teman semua untuk mengenal salah satu kesenian yang belakangan ini viral di kalangan masyarakat dan menjadi hiburan favorit masyarakat lokal terutama di wilayah kabupaten malang.

Bantengan atau biasa juga disebut mberot oleh masyarakat lokal adalah kesenian asli malang yang memiliki makna sejarah yang bertujuan untuk melestarikan budaya leluhur yang sudah diwariskan turun temurun. Hewan banteng yang menjadi ciri khas kesenian tersebut juga menjadi simbol kemakmuran. 

Penampilan bantengan sendiri diperankan oleh 2 orang penari, yang terdiri dari 1 orang yang memegang replika kepala banteng di bagian depan dan yang lainnya berperan sebagai badan banteng di bagian belakang. Bantengan sendiri tidak terlepas dari unsur mistis yang dipercaya oleh masyarakat karena keberhasilan dari penampilan bantengan sendiri ditentukan pada saat sang penari kesurupan. 

Pertunjukkan bantengan kerap kali diadakan pada malam hari yang tentunya menambah unsur mencekam. Maka tidak salah jika bantengan disukai oleh semua kalangan masyarakat terutama mereka yang menyukai unsur-unsur horor yang sudah pasti akan kita temukan pada saat menyaksikan kesenian bantengan. 

Di malang kesenian bantengan dapat dengan mudah kita temukan terutama di beberapa daerah yang berada di kabupaten malang, seperti di desa kedungrejo kecamatan pakis yang hanya berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota malang. Di desa kedungrejo setiap RT memiliki sanggar bantengan masing-masing yang mayoritas penarinya ialah pemuda desa kedungrejo sendiri. 

Pemerintah desa setempat juga terus mendukung sanggar-sanggar tersebut untuk terus berkembang dengan terus melibatkan kesenian bantengan dalam setiap acara yang diadakan oleh pemerintah setempat. Pemerintah juga mendirikan Lembaga Kesenian sebagai wadah bagi seluruh pelaku kesenian yang ada di desa kedungrejo untuk menuangkan keterampilan mereka di bidang kesenian. 

Kebetulan dalam rangka mengabdi kepada desa kedungrejo kami kelompok 17 gelombang3 diberikan kesempatan untuk terlibat dalam proses pendirian Lembaga Kesenian tersebuthingga dapat diresmikan pada 8 Februari 2024. Dimana puncak acara pada kegiatan tersebut ialah pertunjukkan bantengan dari kelima RT yang ada di desa kedungrejo  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun