Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Sejauh ini, pembatasan jarak fisik terbukti yang paling efektif untuk menekannya penyebarannya. Tidak dipungkiri, kebijakan ini memiliki tantangan yang harus dihadapi, yaitu ketidakpatuhan masyarakat untuk tidak keluar rumah.
Manusia adalah makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain dan selalu berinteraksi dengan orang lain. Tentu saja, adanya himbauan untuk menjaga jarak dan tidak keluar rumah adalah hal yang baru dan perlu pembiasaan. WHO meralat penggunaan frasa social distancing menjadi physical distancing untuk mencegah Corona Covid-19. Alasan perubahan penggunaan frasa tadi agar masyarakat tetap berinteraksi dan bersosial dengan orang lain. Hanya saja, caranya diubah dari bertatap muka langsung menjadi tak langsung seperti melalui gadget.
Kegiatan di luar rumah masih dilakukan oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Himbauan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah yang melibatkan banyak orang terus diulangi oleh pihak pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau menggunakan ambulance keliling untuk mengingatkan warganya supaya tetap di dalam rumah. Dilansir dari laman www.dinkes.beraukab.go.id, ambulance berkeliling kota hingga masuk ke gang sembari membacakan himbauan Dinkes Berau. Himbauan-himbauan dibacakan melalui alat pengeras suara.
Langkah ini sejalan dengan yang disampaikan Bupati Berau, H. Muharram, dalam surat edaran Bupati Berau nomor 130/87/Pem.A. Melalui surat edaran, Bupati menghimbau masyarakat mentaati ketentuan seperti; meminta masyarakat untuk tetap di dalam rumah, menghindari keramaian, dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H