Pandemi Covid-19 sedang berlangsung, semua negara dan ratusan ribu warga dunia terjangkiti virus corona. Virus yang berasal dari Wuhan, Hubei, China ini dengan cepat menjalar ke hampir semua negara, dibutuhkan waktu satu bulan, untuk menjangkiti warga dunia, dari yang awalnya 20.000 kasus menjadi 200.000 kasus.Â
Kecepatan penyebaran virus menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan, tentang upaya-upaya pengurangan kecepatan penyebarannya.Â
Berbagai upaya pun dilakukan, salah satunya lewat teknologi. Negara-negara maju seperti Taiwan, Korea Selatan, Sinagapura memberlakukan pengawasan ketat bagi penduduknya untuk berpergian. Siapa saja yang keluar rumah, khususnya bagi ODP atau PDP akan dilihat riwayat perjalanannya.Â
Tracing ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi, sehingga catatan GPS menunjukan kemana dan dengan menggunakan alat transportasi apa, ODP dan PDP ini berpergian.Â
Dengan tracing semacam ini, maka warga lain dapat menghindarii tempat-tempat tersebut. Namun teknologi ini belum sepenuhnya mampu diterapkan di Indonesia. Mengingat beragamnya karakteristik wilayah, dan belum semua warga memiliki akses pada smartphone atau internet.
Sehingga salah satu teknologi yang dirasa cukup pas bagi Indonesia ialah dengan bilik disinfektan. Dengan bilik ini, semua warga yang akan memasuki gedung atau lingkungan tertentu, diminta untuk masuk ke dalam bilik dan disemprotkan disinfektan secara merata ke penjuru tubuh. Bilik disinfektan dipercaya mampu mengurangi virus, droplet, kuman yang menempel di tubuh, sehingga risiko penularan dapat diturunkan. Teknologi ini, juga tidaklah terlalu mahal, dan cocok hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu daerah yang akan menggunakan teknologi ini ialah kabupaten Berau di Kalimantan Timur.
Bupati Berau, H. Muharram terlihat menguji coba bilik disinfektan ini. Di Berau, bilik disinfektan telah tersedia di Posko Covid-19, tepatnya di BPBD atau badan penanggulangan bencana daerah Berau. Ke depan, bilik-bilik ini akan ditambah di beberapa titik. Selain bilik disinfektan, Bupati Berau sendiri, juga tengah mempersiapkan langkah-langkah lain dalam rangka mengurangi kecepatan penyebaran virus ini. Meskipun belum ada pasien positif corona di Berau, namun langkah-langkah antisipatif Bupati Berau harus diapresiasi, mengingat nyawa warga masyarakatlah yang menjadi taruhannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI