Dunia hari ini adalah dunia yang cepat berubah. Perubahan cepat ini disebabkan adanya gelombang teknologi dan ekonomi baru atau kerap dikatakan sebagai revolusi 4.0. Era revolusi 4.0, ditandai dengan migrasi teknologi dan ekonimi dari yang berbasis analog dan manusia menuju berbagai industri yang berbasis internet, dan kecerdasan buatan sebagai basis produksi dan inovasinya.
Tanpa respon dan adaptasi yang cepat bukan tidak mungkin berbagai industri ini akan tertinggal dan tersisih dalam persaingan. Banyaknya industri lama yang berhenti beroperasi karena perusahaan rintisan baru atau start-up ini adalah imbas dari disrupsi, era dimana tatanan baru mulai banyak bermunculan menggantikan tatanan lama sebelumnya.
Menghadapi era disrupsi maka banyak langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah, Indonesia agar tidak tertinggal dalam era revolusi 4.0. Salah satu langkah ialah meningkatkan literasi digital bagi setiap warga, khususnya kalangan usia muda dan produktif yang termasuk dalam bonus demografi.
Langkah ini rupanya sedang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Berau, dimana Bupati Berau, H. Muharram, mencanangkan program Kadira atau kampung digital Berau. Program ini dilakukan dengan penetrasi internet ke pelosok kampung. Diharapkan dengan akses internet yang merata di setiap kampung, maka penduduk dan pemuda kampung akan mampu beradaptasi dengan perkembangan tren di internet.
Selain itu dengan program Kadira, maka produk-produk unggulan kampung dapat dipasarkan secara lebih luas, tidak hanya terbatas pada satu kabupaten saja namun juga dapat nasional atau bahkan global.
Perkembangannya yang serba cepat memang harus diikuti dengan respon dan adaptasi yang serba cepat pula. Hadirnya program unggulan Bupati Berau, H. Muharram, Kadira tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan baru di era yang serba baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H